MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA — Menungkapkan strategi dakwah di kawasan minoritas muslim, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Kiai Saad Ibrahim menekankan tentang pentingnya konteks dan obyek dakwah yang berbasis komunitas.
Dalam hemat Kiai Saad, dakwah bukan sebatas teori-teori yang melangit. Melainkan juga seorang mubaligh harus ikut merasakan denyut nadi obyek dakwah. Merasakan kehidupan masyarakat yang berbeda.
Menyikapi dakwah Muhammadiyah di kawasan timur Indonesia, Saad mengatakan bahwa tidak mengapa sekolah Muhammadiyah atau Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lain menerima siswa atau membantu dari kalangan non muslim.
“Ini kalau ditulis dengan bagus — mappingnya, akan penting bagi generasi-generasi berikutnya. Ini hal yang sangat strategis untuk memahami itu,” tutur Kiai Saad Ibrahim pada Jumat malam (25/8) dalam sesi I Rakornas LDK PP Muhammadiyah di UMS.
Berdakwah di komunitas khusus, lebih-lebih kelompok muslim di daerah 3T, kata Saad, dakwah bil lisan kurang begitu dibutuhkan oleh mereka. Sebab yang mereka butuhkan adalah aksi nyata, melalui pelayanan sebaik-baiknya bagi mereka.
Namun demikian, Kiai Saad juga mengajak supaya mubaligh Muhammadiyah untuk memiliki penguasaan publik speaking yang baik. Misalnya menyampaikan materi-materi yang berat dengan cara yang ringan, riang dan menggembirakan.
“Kita petakan betul karakter-karakter mad’u kita. Perlu dirumuskan metode dakwah sesuai dengan karakter masing-masing. Ini hemat saya memang bukan pekerjaan yang gampang,” ungkap Kiai Saad Ibrahim.
Pada kesempatan ini Kiai Saad juga sepakat dengan yang disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, bahwa dakwah tidak boleh dengan keras. Berkaca dari sejarah umat Islam di Indonesia, yang menurutnya bukan melalui penaklukan tetapi dakwah, sehingga umat Islam di Indonesia menjadi mayoritas.
Terkait dengan kondisi yang dihadapi oleh tiap-tiap wilayah Muhammadiyah yang bervariasi, menurut Kiai Saad menjadi alasan kuat supaya dakwah tidak dilakukan secara gebyah uyah. Melainkan perlu dipetakan degan rapi dan baik, supaya dakwah menjadi efektif.