Fauzan Anwar Sandiah
Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah dan tajdid. Pertanyaannya adalah apa itu dakwah? Apa itu tajdid? Apa perbedaan antara dakwah bagi Muhammadiyah jika dibandingkan gerakan Islam lain yang juga aktif melakukan “dakwah” di masyarakat?
Kemudian, mengapa idiom dakwah selalu digandeng dengan idiom tajdid? Mengapa dakwah dan tajdid itu harus satu paket di Muhammadiyah? Penjelasan atas dua pertanyaan utama ini akan menjawab identitas mendasar Muhammadiyah yang selama ini dikenal sebagai gerakan Islam.
Jawaban-jawaban ini juga akan menjelaskan mengapa masih muncul kekeliruan dalam memahami bentuk dan porsi dakwah bagi Muhammadiyah. Sebab, ada juga pendapat yang melanggengkan dikotomi dan dualitas antara dakwah dan gerakan.
Dakwah bagi Muhammadiyah
Istilah dakwah, berdasarkan surat an-Nahl ayat 125, merupakan kata kerja sekaligus konsep yang merujuk pada tindakan menyampaikan kebenaran atau jalan “menuju Tuhan”. Ada dua subjek yang terlibat dalam proses dakwah, yakni ada da’I (subjek pegiat dakwah) dan mad’u (subjek sasaran dakwah).
Maka, secara umum, dakwah merupakan praktik menuntun, menyerukan, atau seseorang untuk menuju “jalan Tuhan (Allah Swt.)” yang ditempuh dengan berbagai cara, bil hikmah (kebijaksanaan atau ilmu), al-mawizhatul-hasanah (keteladanan), dan al-mujadalah (tindakan diskursif).
Akan tetapi, makna dakwah secara etimologis dan terminologis semacam ini belum memadai jika digunakan untuk memahami kiprah Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam.
Dalam konteks Muhammadiyah, dakwah harus melampaui makna normatif dan perwujudannya yang diterjemahkan sebagai kegiatan tabligh dan penyiaran (dakwah bil-lisan al-maqal) melalui ceramah, pengajian, atau kegiatan keagamaan yang bersifat klasikal. Bagi Muhammadiyah, dakwah ditekankan pada aspek bil-hal, yakni sebagai sekumpulan rumusan tentang gagasan-gagasan kerahmatan atau al-ma’ruf dan bagaimana cara mengimplementasikannya secara sistemik, berdampak, dan menjangkau pengubahan multidimensional (Bdk. Nashir, 2016:266).
Pengertian dakwah bagi Muhammadiyah dengan demikian adalah aktivitas pengamalan risalah Islam yang berkemajuan. Termasuk di dalamnya adalah mewujudkan misi rahmatan lil ‘alamin itu dengan beragam kontribusi di bidang pendidikan, pelayanan sosial, kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya. Dakwah tidak berhenti di strategi lisan, tapi harus dituntaskan melalui tindakan-tindakan yang taktis, terukur, dan berdampak sesuai level sasaran.
Dakwah adalah inovasi tanpa henti yang berlangsung terus menerus untuk menjawab, merespons, dan menjaga relevansi Islam di tengah perubahan dunia sehingga terpelihara watak transformatif agama ini. Dakwah merupakan tugas moral setiap muslim dalam mencegah terjadi kemungkaran dan mendukung terciptanya kebaikan yang berkelanjutan di muka bumi.
Titik Temu Dakwah dan Tajdid
Dakwah bagi Muhammadiyah sangat erat terkait dengan pembaruan atau tajdid. Berdakwah harus berdampak atau membawa dampak pada pembaruan kondisi kehidupan masyarakat. Maka, tajdid adalah ruh atau spirit, atau bagian dari paradigma berdakwah.
Dalam rumusan Nashir (2016), jika dakwah merupakan aktivitas pengamalan risalah Islam, maka tajdid adalah “sistem tata kelola”. Tajdid sendiri di Muhammadiyah telah mengalami pemaknaan ulang yang lebih mendalam.
Tajdid diperluas maknanya dari yang awalnya pemurnian (purifikasi), menjadi upaya melakukan pembaruan dalam paham dan praktik keagamaan. Sehingga tajdid tidak berhenti atau puas sebatas purifikasi, tapi juga mencakup pengembangan aspek-aspek kehidupan manusia di berbagai sisi. Misalnya cara pandang dalam memahami perintah berderma yang tidak berhenti dalam wujud karitas (misalnya bantuan sembako), tapi pemberdayaan masyarakat yang pada akhirnya akan memperkuat kapasitas keberdayaan mereka.
Titik temu antara dakwah dan tajdid dengan demikian adalah jati diri historis dan aktual Persyarikatan yang dipegang dari setiap pergantian abad. Karena ini adalah inti dari perjuangan risalah Islam bagi Muhammadiyah. Dakwah adalah alasan utama di balik berbagai inovasi kiprah Muhammadiyah, sedangkan tajdid merupakan landasan, wawasan, dan sistem yang memastikan Persyarikatan senantiasa terhubung dengan misinya sebagai gerakan Islam pencerahan.