MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIDOARJO—Tugu Hikayat Sang Delta atau lebih dikenal dengan sebutan Tugu Babalayar menjadi desain logo Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Sidoarjo ke-11. Gambar tugu yang berdiri di Perempatan Babalayar Sidoarjo itu dipadukan dengan simbol Persyarikatan Muhammadiyah. Dalam logo Musyda tersebut, gambar tugu terlihat seperti angka angka 11 dengan hiasan paduan logo Muhammadiyah di tengahnya.
“Tugu Babalayar ini merupakan ikon baru Sidoarjo. Secara eksplisit gambar tugu tersebut juga mewakili angka 11. Sebagai ikon lokal, kami berharap dakwah Muhammadiyah ke depan dilakukan tanpa meninggalkan kearifan lokal,” kata Ketua PD Muhammadiyah Sidoarjo Zainul Muslimin sebagaimana dikutip dari laman surabaya.tribunnews.com pada Selasa (24/01/).
Dia menyebut, ikon baru Sidoarjo yang berdiri di perempatan dekat Ramayana Mal Sidoarjo itu dipilih lantaran PD Muhammadiyah Sidoarjo ingin terus membumikan persyarikatan di tengah-tengah dinamika masyarakat Kota Delta.
“Muhammadiyah ingin menjadi bagian penting dari setiap ikhtiar memajukan Sidoarjo dengan membawa semangat Islam berkemajuan. Sebuah semangat yang menyemaikan kebaikan, keadilan, kemakmuran dan keutamaan hidup,” ujar Zainul Muslimin.
Semangat tersebut, lanjut dia selaras dengan tema yang diusung dalam Musyda ke-11 PD Muhammadiyah Sidoarjo yakni ‘Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Sidoarjo’. Gelaran Musyda ke-11 yang bakal dilaksanakan di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tersebut akan dimeriahkan dengan berbagai rangkaian acara. Termasuk pawai kader, bazar UMKM, dan pameran pendidikan.
Menurut Ketua Panlih Musyda ke-11 PD Muhammadiyah Sidoarjo Imam Mahfudzi, dalam Musyda nanti juga akan dibahas sejumlah agenda untuk Muhammadiyah dan isu-isu strategis di masa mendatang. Di antaranya ialah pemilihan 11 pimpinan periode 2022 – 2027 yang salah satunya akan dipilih sebagai Ketua PD Muhammadiyah Sidoarjo periode 2022 – 2027. Siapapun kader Muhammadiyah bisa mencalonkan sebagai 11 pimpinan sesuai syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Panlih dan selaras dengan AD/ ART Muhammadiyah.
“Kita bersiap menyambut pemimpin baru, dengan visi dan misi baru. Ya, ketua sudah tidak bisa dipilih lagi di Sidoarjo karena sudah menjabat sebagai Bendahara di kepengurusan Jawa Timur,” ungkapnya.