MUHAMMADIYAH.OR.ID, SORONG—Sebagai organisasi Islam yang menyelenggarakan pendidikan modern pertama, Muhammadiyah selama menjalankan lembaga pendidikannya secara inklusif.
Lembaga pendidikan yang dihadirkan oleh Muhammadiyah, lebih-lebih di kawasan Timur Indonesia, seperti Universitas Muhammadiyah (UM) Sorong yang mayoritas mahasiswanya berasal dari warga lokal yang kebanyakan non muslim.
Atas hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan mengaku takjub dan mengapresiasi Muhammadiyah karena telah menghadirkan lembaga pendidikan di kawasan terjauh. Muhammadiyah konsisten di jalan tengah tidak tidak tebang pilih dalam memberikan pendidikan.
“Universitas Muhammadiyah Sorong ini contoh nyata bahwa Muhammadiyah konsisten di jalan tengah. Tidak pernah ada cerita Muhammadiyah pilih-pilih siswa karena non muslim, karena suku, apalagi karena warna kulit,” kata setelah mengunjungi UM Sorong pada, Rabu (21/12).
Pelayanan pendidikan yang diberikan oleh Muhammadiyah ini tidak memandang warna kulit, suku, agama, ras dan golongan. Semua anak manusia boleh mengakses pendidikan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah selama sesuai aturan.
“Siapa saja yang mau belajar di Universitas Muhammadiyah boleh, selama memenuhi aturan yang berlaku,” sambungnya.
Tidak bisa dipungkiri, imbuh politisi yang akrab disapa Zulhas ini, bahwa UM Sorong menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Papua Barat. Oleh karena itu, bagi mahasiswa UM Sorong supaya bersyukur karena bisa belajar di universitas terbaik ini.
Di hadapan mahasiswa UM Sorong, Zulhas mendorong supaya mahasiswa memiliki visi dan daya juang yang kuat untuk ikut serta memajukan Sorong, Papua dan Indonesia. Selain itu, di usia muda mahasiswa juga harus produktif dalam melahirkan karya-karya yang berguna.
Dalam menyongsong masa depan, generasi sekarang tidak cukup hanya bermodal kecerdasan. Tetapi juga harus aktif meningkatkan keterampilan, serta yang tidak kalah penting adalah memiliki mental petarung dan daya juang yang kuat.
“Masa depan Papua Barat Daya dan bahkan Papua pada umumnya ada di tangan generasi mendatang, pintar saja tidak cukup, kita juga harus punya mental petarung,” lanjut Zulhas.
Jika sudah berusaha dengan suungguh-sungguh, mahasiswa tidak perlu khawatir tentang takdir di masa depan. Sebab, barang siapa yang bersuungguh-sungguh dan bekerja keras berpotensi untuk menjadi sukses.