MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN—Muhammadiyah sebagai organisasi Islam sosial kemasyarakatan dengan aset yang melimpah dan terus bertambah, menurut Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP), Hilman Latief Muhammadiyah perlu memproyeksikan sistem keuangan Muhammadiyah di masa depan.
Demikian disampaikan Hilman Latief pada, Selasa (27/12) di acara Muhasabah Akhir Tahun yang diadakan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML). Proyeksi keuangan masa depan Persyarikatan Muhammadiyah perlu untuk dipikirkan dengan matang dan serius untuk menjaga keberlanjutannya.
Guru Besar Spesialisasi Kajian Filantropi Islam ini menerangkan, memikirkan proyeksi sistem keuangan persyarikatan di masa depan sama dengan memikirkan keberlanjutan sekolah-sekolah Muhammadiyah yang memberikan pelayanan untuk pencerdasan anak-anak bangsa di seluruh pelosok negeri.
“Termasuk kita juga berbicara tentang bagaimana dana-dana kemanusiaan yang kita miliki itu. Lembaga-lembaga yang begitu aktif apakah sudah siap dengan infrastruktur dengan ekosistem yang kita bangun agar sustain,” Tanya Hilman.
Penyiapan struktur dan ekosistem keuangan yang berkelanjutan, menurut Hilman Latief merupakan Pekerjaan Rumah bagi Persyarikatan Muhammadiyah. Ke depan, Hilman berharap persyarikatan akan memiliki dana abadi untuk pendidikan, kesehatan dan kemanusiaan, sebab selama ini masih mengandalkan dari penerimaan.
“Tetapi kita belum memiliki suatu model pengelolaan yang mungkin akan membentuk suatu sistem baru di dalam keuangan kita,” ucapnya.
Dengan melimpahnya jumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), tentu saja yang mapan, Muhammadiyah diharapkan mampu membuat sistem untuk AUM menyetorkan dana wajib ke Persyarikatan Muhammadiyah dengan terpola, sistematis dan konstruksi anggaran yang sudah pasti, serta dengan basis data yang kuat.
Namun demikian, harapan Muhammadiyah untuk memiliki dana abadi disadari bukan pekerjaan yang mudah. Menurut Hilman, ganjalannya antara lain dikarenakan literasi keuangan syariah warga persyarikatan yang masih terbatas.
“Itu PR besar bagaimana menjaga itu. Inilah saya kira berdasarkan refleksi kita kaji sama-sama, kemarin seperti apa dan impian kita ke depan akan bagaimana. Dan itulah perintah bagi orang beriman, dan inilah semangatnya sesuai dengan semangat Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi tajdid.” Ungkap Hilman.