MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Dalam rangka semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah teken MoU dengan GoTo (Ho-Jek Tokopedia) dan pelatihan pemasaran digital bagi kelompok dampingan MPM.
Kegiatan yang diselenggarakan secara hibrid, Rabu (9/11) berlokasi di Solo Technopark ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada kelompok dampingan MPM untuk memanfaatkan platform digital dalam pemasaran produk mereka.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamien dalam sambutannya menuturkan bahwa MoU ini merupakan langkah pemberdayaan masyarakat melalui platform media-media digital. “Ini juga dalam rangka upaya penyejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Kehidupan masyarakat terus dinamis, di era kekinian mereka tidak bisa dilepaskan dari teknologi digital. Terlebih Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang Berkemajuan, maka perkembangan teknologi yang saat ini terjadi merupakan keniscayaan untuk diadaptasi.
“Oleh karena itu MPM terus menggelorakan revitalisasi di dalam pemberdayaan masyarakat,” imbuh Yamien.
Yamien menjelaskan, bahwa pemberdayaan masyarakat atau kelompok dhuafa’ – mustadh’afin mulai dari sisi hulu sampai hilir. Pada sisi hilir, MPM mendampingi kelompok khususnya UMKM menggandeng dengan penyedia platform digital untuk memasarkan produk kelompok dampingan.
“Salah satu peningkatan capacity building kepada pelaku UMKM adalah salah satunya dengan pelatihan digital marketing, itu tidak bisa tidak,” ungkapnya.
Dia meyakini bahwa pemberdayaan masyarakat itu membutuhkan nafas panjang dan memerlukan kolaborasi – sinergi. Menurutnya, melalui kolaborasi – sinergi ini akan mengakselerasi kelompok dampingan.
“MoU ini tentu yang sangat menggembirakan. Penandatangan MoU dengan GoTo ini menjadi virus untuk menyebar,” katanya.
Pelaku UMKM yang jumlahnya tidak sedikit ini harus terus didorong dan diciptakan pasarnya. Pasar yang dibuka tersebut diharapkan aktivitas pemberdayaan bisa menyebar lebih cepat dan luas. Lebih-lebih dengan jaringan yang dimiliki oleh Muhammadiyah mulai dari wilayah, daerah, cabang sampai dengan ranting di level desa.
Pada kesempatan ini, Yamien juga menyinggung tentang eksistensi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berencana kembali ke daerah asal. Modal yang telah mereka kumpulkan jangan sampai hanyut tak bersisa dan meninggalkan nestapa, dari kerja keras mereka selama bertahun-tahun bertaruh nasib di tanah orang.