MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hari pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta pada 18-20 November 2022 semakin dekat.
Menyambut musyawarah tertinggi di Persyarikatan ini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti berharap Muktamar ini menjadi Muktamar yang bersih.
“Muktamar yang bersih. Pertama bersih lingkungan. Jangan sampailah Muktamar Muhammadiyah ini kemudian meninggalkan sampah, apalagi sampah yang berbahaya,” ujar Mu’ti dalam Tabligh Akbar Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (8/10).
Kedua, Mu’ti berharap Muktamar ini bersih dari politik uang (money politic).
“Kita jadikan Muktamar ini Muktamar yang bersih dari money politic. Jangan ada, sekarang kan sudah seperti menjadi adagium apalagi di pemilihan-pemilihan level tertentu ada ungkapan maju tak gentar membela yang bayar, nah Muhammadiyah tidak boleh begitu. Kita jadikan Muktamar ini Muktamar yang bersih dari money politic,” ujar Mu’ti.
Ketiga, Mu’ti berharap Muktamar ini juga bersih dari intrik. Pasalnya, di era media sosial seperti sekarang, produksi berita palsu, kecurigaan dan fitnah begitu mudah terjadi.
“Kalau sekarang itu orang ghibahnya lewat WA. Bayangkan jika satu orang WA-nya punya 10 grup, 1 grup isinya 250 orang, itu menebar kebohongan ke 2500 orang. Itu dosanya murakab. Oleh karena itu maka kita jadikan Muktamar ini Muktamar yang bersih dari intrik. Kalau bicara orang, bicarakan yang baik, itulah pahala, bicarakan kelebihannya, bukan kekurangannya. Sehingga hendaknya kita huznuzan kepada orang lain, menceritakan kebaikan orang lain dan itulah makna lita’arafu,” pesan Mu’ti.
Terakhir, mengingat suasana perhelatan pemilu yang sudah terasa tajam kendati masih jauh, Mu’ti berharap warga Muhammadiyah tidak bersikap gugupan (gampang bingung), gumunan (gampang kagum), dan nesuan (gampang kecewa). Warga Muhammadiyah kata dia harus cerdas dan mengutamakan tabayun.
“Karena itu jadilah warga Muhammadiyah ini komunitas yang cerdas. Ciri dari orang cerdas itu tidak gumunan, tidak gampang bingung. Baca kembali fikih informasi yang diterbitkan PP Muhammadiyah yang sayangnya oleh sebagian warga Muhammadiyah ini malah tidak dibaca. Nah inilah yang saya kira penting kita bangun soliditas organisasi,” kata Mu’ti.
“Ciri orang mukmin yang berhasil, yang menang adalah wallażīna hum ‘anil-lagwi mu’riḍụn, orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (Surat Al-Mu’minun Ayat 3) sehingga kita tetap menjadi warga yang produktif, warga yang kritis, dan warga yang cerdas,” pungkas Mu’ti. (afn)