MUHAMMADIYAH.OR.ID, SEMARANG– Kerahmatan Islam itu kepada seluruh alam semesta, bukan hanya kepada manusia saja. Islam rahmatan lil alamin menjadi operasional dan pijakan kuat kepada umat Islam dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Demikian disampaikan oleh Ketua Divisi Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof. M. Abdul Fattah Santoso di acara Masa Ta’aruf Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) 2022, Rabu (7/9).
“Alam semesta tidak boleh kita rusak, kalau kita rusak yang rugi bukan hanya alam, tetapi kita penghuninya juga akan rugi,” ucapnya.
Guru Besar Sosiologi Islam ini menjelaskan, termasuk dalam memberikan rahmat kepada manusia, Agama Islam ini tanpa syarat. Kerahmatan Islam bukan hanya kepada umat Islam saja. “Itulah kerahmatan yang rahman tadi, memberikan kebaikan dan nikmat tanpa melihat prasyarat,” imbuhnya.
Di hadapan mahasiswa baru Unimus, Prof. Fattah berpesan kepada mahasiswa UNIMUS dan mahasiswa Muhammadiyah umumnya agar senantiasa menjadi duta kerahmatan Islam. Kehidupan kampus yang penuh kebhinekaan, mahasiswa harus benar-benar paham Islam rahmatan lil alamin.
“Maka Islam rahmatan lil alamin itu, Islam melalui pemeluknya itu melahirkan rahmat yaitu nikmat dan kebaikan lil alamin, yaitu untuk seluruh isi alam,” sambungnya.
Muhammadiyah, imbuh Prof. Fattah, mengoperasionalisasikan Islam rahmatan lil alamin ini dalam bentuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Bagi Muhammadiyah konsep ini tidak boleh berhenti pada nilai, ajaran dan retorika, namun harus operasional dalam kehidupan nyata.
“Muhammadiyah itu tidak ingin bahwa ajaran-ajaran Islam itu jatuh pada retorika, jatuh dalam pidato-pidato. Muhammadiyah ingin mewujudkan nilai dan ajaran-ajaran Islam itu di dalam kehidupan nyata,” ungkapnya.
Operasionalisasi Islam rahmatan lil alamin telah dilakukan oleh Muhammadiyah sejak era KH. Ahmad Dahlan, dan tetap lestari sampai saat ini. Hal itu menjadikan Muhammadiyah dalam beberapa bidang menjadi pelopor pelayanan bagi kehidupan umat dan bangsa.