MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR—Selain Muhammadiyah di Indonesia, di Singapura juga ada Persatuan Muhammadiyah. Akan tetapi persatuan Muhammadiyah di Singapura bukan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), melainkan ‘adik’ atau sister organization dari Muhammadiyah.
Meski demikian, Persatuan Muhammadiyah Singapura berharap Muktamar ke-48 Muhammadiyah nanti dapat mencerahkan dunia dan negara tetangga, seperti Singapura. Demikian disampaikan Dekan Muhammadiyah Islamic College (MIC) Singapura, Saifuddin Amin pada, Selasa (7/9) di acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang diadakan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
“Muhammadiyah Singapura ini bukanlah Cabang Istimewa sebagaimana biasanya yang ada di luar negeri, tetapi kami berdiri sendiri. Bahkan kami hadir sejak tahun ’50-an sebelum Singapura merdeka,” tuturnya.
Persatuan Muhammadiyah Singapura hadir sebelum Negara Singapura merdeka. Alumni Ma’had Al Birr Unismuh Makassar ini menjelaskan, bahwa Persatuan Muhammadiyah Singapura dibawah oleh mubaligh dari Sumatera Barat yang membantu Singapura berjuang melawan penjajah, dan membawa Singapura merdeka pada 1965.
Sementara itu, dalam pelayanan saat ini Persatuan Muhammadiyah Singapura telah memiliki MIC, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang diakui secara langsung oleh Kementerian Pendidikan Singapura dan Majelis Agama Islam Singapura. Pada kesempatan ini dia berharap kerjasama bisa dibangun dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Indonesia.
“Setelah pandemi ini, buka lagi persaingan yang kita inginkan, tetapi bagaimana kita kerjasama antar kampus, antar lembaga, sehingga mampu melahirkan orang-orang yang cakap dalam berbagai macam bidang, dan mudah-mudahan kedepannya Islam akan lebih baik lagi”. Harapnya.
Pada perhelatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang mengangkat tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”, Saifuddin berharap dari hajatan besar tersebut dapat benar-benar mencerahkan semesta, lebih-lebih negara tetangga seperti Singapura.
“Kami berharap (muktamar ke-48) mencerahkan Indonesia, dan mencerahkan Dunia, khususnya mencerahkan negara tetangga yaitu Singapura,” ungkapnya.
Saifuddin menambahkan, bahwa MIC Singapura seringkali mengambil dosen yang berasal dari Sumatera Barat dan Jakarta. Oleh karena itu, kedepan tidak menutup kemungkinan kerjasama tersebut akan diperluas dengan universitas-universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia, termasuk Unismuh Makassar.