MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Dalam rangka mensyukuri Milad 77 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Malam Gembira Puisi Merdeka di Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (26/8).
Gelaran acara ini terasa istimewa, sebab ini adalah kali pertama PP Muhammadiyah Jakarta menggelar acara offline setelah dua tahun melawan pandemi Covid-19. Terakhir, acara di ruangan ini dilaksanakan antara Februari-Maret 2020.
Pada acara ini, hadir sastrawan legendaris Indonesia yang masih dikaruniai berkah umur panjang oleh Allah Swt seperti Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, serta dua orang penyair Muhammadiyah, yaitu penyair angkatan 66, Taufik Ismail, dan sastrawan sufi sekaligus ahli filsafat, Abdul Hadi WM.
Hadirin seperti Menko PMK RI, Muhadjir Effendy, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Cak Nanto, Rektor UMT, Rektor UMJ, dan Rektor UHAMKA serta yang lainnya juga ikut menggembirakan acara dengan bergantian membaca puisi.
Budayawan Muhammadiyah yang juga mantan Ketua PCIM Rusia, Kusen Ph.D (Kiai Cepu) menyebut bahwa digelarnya acara ini sebagai sebuah ungkapan syukur atas dua hal, yaitu status endemi dan kemerdekaan Indonesia.
“Acara ini penanda bahwa pandemi sudah berakhir dan karena itu kita mesti gembira,” jelasnya.
Selain itu, Kiai Cepu menyebut acara ini sebagai penegasan bahwa Muhammadiyah tidak anti budaya. Sebaliknya, Muhammadiyah justru memiliki banyak tokoh-tokoh yang aktif dalam bidang pelestarian seni dan budaya kendati minim sorotan.
“Bagaimana cara gembiranya? ya lewat budaya. Kalau selama ini (perayaan 17 Agustus) diadakan seremonial kenapa tidak kita melakukan lewat budaya. Sehingga dari sini Muhammadiyah menguatkan bahwa Muhammadiyah tidak anti budaya dan ini adalah bukti dan simbol bahwa Muhammadiyah selalu mengawal kebudayaan Indonesia,” tegasnya.
Terkait langkah strategis untuk membawa para sastrawan dan budayawan Indonesia ke arus utama, Muhammadiyah menurutnya juga telah membuat semacam Rencana Strategis melalui Lembaga Seni dan Kebudayaan (LSBO) PP Muhammadiyah beserta majelis-lembaga terkait di Persyarikatan.
“Kemarin bulan Februari kami mengadakan silaturahim seniman Muhammadiyah se-Indonesia. Alhamdulillah petanya sudah ada,” pungkasnya. (afn)