MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Menjelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pada 18-20 November 2022, Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, MPKU PP Muhammadiyah, dan RSIJ Cempaka Putih mengadakan kegiatan Seminar dan Lokakarya Nasional (SEMILOKNAS) pada Rabu (3/8).
Diselenggarakan secara hybrid di Aula AR Fachrudin lantai II Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka), forum ini mengusung tema Kebijakan dan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan dalam Mendukung Terciptanya Kesehatan Jiwa Keluarga Indonesia dalam Mencerahkan Peradaban Bangsa.
Ketua Departemen Dakwah PP Nasyiatul Aisyiyah, Elisa Kurnia Dewi menyebut forum ini penting dilakukan mengingat problem kesehatan jiwa di Indonesia masih cukup tinggi.
Selain memberi dampak pada kerugian ekonomi yang cukup besar (kerugian negara sebanyak 84,6 Triliun), problem ini relatif diikuti dengan kekerasan domestik baik kepada perempuan atau anak.
“Kasus yang tercatat pada tahun 2010 hingga 2017 sebanyak adalah 26.954 kasus. Mirisnya dalam kasus kekerasan anak yang berujung kematian, pelaku terbanyak adalah ibu kandung (44 persen), disusul oleh ayah dan ibu tiri (22 persen), ayah kandung (18 persen), pengasuh (8 persen), tante dan kerabat lain (8 persen). Begitu pun laporan OECD-PISA 2018 yang dirilis tahun 2019 menunjukkan bahwa 41 persen siswa di Indonesia pernah mengalami perundungan yang akan berdampak bagi mutu dan kesehatan jiwa bangsa dalam jangka panjang,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas menyampaikan bahwa beragam masalah kesehatan jiwa perlu mendapat perhatian khusus dan harus diselesaikan oleh berbagai lini dengan program lintas sektor.
Muhammadiyah dan Aisyiyah mempunyai potensi dalam berkontribusi pada layanan kesehatan jiwa dengan kekuatan struktur ddimulai dari Provinsi hingga kelurahan atau desa, serta ratusan ribu Amal usaha kesehatan Muhammadiyah ‘Aisyiyah (AukesMA).
“Muhammadiyah mampu melaksanakan banyak hal termasuk di antaranya adalah mengedukasi masyarakat, membantu peningkatan layanan kesehatan jiwa, melakukan program promotif, preventif, kuratif ataupun rehabilitatif guna meningkatkan mutu hidup masyarakat serta ikut serta dalam proses advokasi kebijakan,” kata Hamim.
Dalam forum ini, hadir pula narasumber lain seperti Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, Psikolog, Dra. Ely Risman Musa, Psikolog, dan dr. Era Catur Prasetya, SpKJ.
Secara khusus lokakarya membahas tentang konsep Rumah Sehat Jiwa yang diharapkan bisa menjadi solusi berbagai permasalahan kesehatan jiwa dengan pendekatan individu, kelompok dan komunitas.
Rekomendasi dan program guna merampungkan beragam persoalan kesehatan jiwa bakal dibahas dalam lokakarya yang dilakukan hari ini. Sebagai solusi yang tidak terpisahkan, penting untuk memperkuat sikap orang tua dan keluarga dalam mendidik serta mendampingi anak-anaknya supaya tumbuh baik dan sehat secara fisik, mental, maupun spiritual. (afn)