MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Prihatin karena melihat angka perceraian di Indonesia setiap tahun terus meningkat, organisasi perempuan ‘Aisyiyah berkomitmen untuk meningkatkan program Penguatan Keluarga. “Melihat data tersebut, memang ‘Aisyiyah sudah mengantisipasi dengan meningkatkan Program Penguatan Keluarga.
Program ini berisi tentang perlindungan anak, terutama terkait Pernikahan Anak (Nikahus Shagir) dan tentu saja juga program Pembinaan Perkawinan dan Calon Pengantin (Catin),” ungkap Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Shoimah Kastolani, Rabu (13/7).
Dalam program Penguatan Keluarga, ‘Aisyiyah kata dia memiliki jenjang program dari masalah pencegahan di hulu, hingga solusi di hilir. Program ini tidak diberikan kepada mereka yang sudah berkeluarga saja, tetapi juga kepada yang belum berkeluarga.
Program-program ini dilakukan ‘Aisyiyah untuk membentuk bangsa yang ideal dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan Sustainable Development Goals.
Dari hulu, ‘Aisyiyah berusaha menekan angka perkawinan usia dini, baik melalui pendekatan formil di jalur konstitusional hingga pendekatan praktis di lapangan. Usaha ini di lain hal juga berdampak langsung pada upaya menekan lahirnya bayi kurang gizi dan stunting.
Sebagai usaha preventif, ‘Aisyiyah dalam disebut aktif memberikan edukasi kepada anak-anak di sekolah menengah atas lewat kurikulum pendidikan seperti pelajaran agama hingga biologi.
“Kalau kami, ya ditekankan pada akhlak pergaulan. Bagaimana menjaga aurat, disampaikan ayat-ayat tentang perzinahan dan dampak dari perzinahan,” katanya memberi contoh.
Tak kalah penting, ‘Aisyiyah juga menekankan pada pendidikan akhlak di dalam pergaulan yang kini semakin penuh tantangan dengan adanya media sosial yang bebas dan terbuka.
“Karena dari medsos ini menjadikan anak lebih banyak mendapat informasi yang luas, kalau tidak ada pendampingan juga membahayakan. Maka, akhlak bermedsospun kita sampaikan kepada calon pengantin,” tutupnya. (afn)