MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIDOARJO—Bekerja atau menceburkan diri aktif sebagai civitas atau karyawan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) harus komitmen dengan ideologi persyarikatan. Civitas AUM harus berkomitmen memajukan Muhammadiyah dan AUM itu sendiri.
Demikian ringkasan atas pidato yang disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Achmad Jainuri dalam Rapat Kerja Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), Rabu (27/7).
Terlebih civitas akademika yang aktif di Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA), Prof. Jainuri bujar, memajukan persyarikatan Muhammadiyah melalui aktivitasnya di AUM adalah tuntunan mutlak.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa civitas akademika di PTMA juga harus komitmen dengan segala bentuk keputusan atau undang-undang yang sudah digariskan oleh PP Muhammadiyah.
“Yakni komitmen terhadap perlakuan dan undang-undang yang digunakan dan dilaksanakan oleh Muhammadiyah,” ucapnya.
Dalam konteks UMSIDA, Prof. Jainuri mengajak kepada seluruh civitas akademika untuk komitmen membesarka UMSIDA. Dia mengingatkan tentang kemajuan dengan persatuan, sebagaimana pepatah ‘bercerai kita jatuh, bersatu kita teguh’.
“Pepatah ini hendaknya menurut kita menjadi sesuatu yang diinginkan, dalam rangka merealisasikan komitmen yang ketiga, yaitu membesarkan Umsida ini,” tuturnya.
Sementara itu menghadapi perubahan dunia zaman sekarang, Guru Besar lulusan Mcgill University ini ingatkan dosen PTMA supaya berhenti mereplikasi praktek yang sudah menjadi best practices atau external benchmark, melainkan next practice lebih utama.
“Jangan lagi menganalisisi apa yang dilakukan oleh lembaga lain, yang biasanya dikenal sebagai best practices atau external benchmark. Stop doing that. Kita pada level yang next,” tuturnya.
Langkah selanjutnya dalam menghadapi perubahan zaman adalah dengan from know it all to learn it all. Menurutnya, dosen harus mampu menyakinkan mahasiswa untuk gemar menambah ilmu. Bahkan harus menambah ilmu secara melintas, sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di masyarakat umum.
“Bagaimana menghasilkan peserta didik yang tidak hanya mendalami, tahu bidang ilmu yang menjadi konsentrasinya, tetapi juga beberapa ilmu yang lain,” terangnya.