MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Berupaya membangun fungsi strategis kehumasan yang ideal, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diklitbang) PP Muhammadiyah menggelar Workshop Pengembangan humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah selama tiga hari di Yogyakarta, 30 Juni-3 Juli 2022.
Diikuti 54 peserta dari 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia, forum ini berusaha untuk menyeragamkan narasi, membedah masalah setiap kampus serta berusaha untuk menemukan solusi bagi branding kehumasan yang unik pada setiap kampus.
“Seluruh kampus PTMA memiliki nama sama, namun apa yang membedakannya antara satu kampus dengan kampus lainnya? Apa diferensiasinya? Apa ciri khas kampus kita dibanding kampus lain? Atau malah jangan-jangan orang bingung, bedanya apa dengan PTMA lain,” jelas Chairul Fajri, salah satu fasilitator dari Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (APIK) PTMA.
Menurut Fajri, saat ini persaingan kampus swasta sangatlah ketat untuk mendapatkan mahasiswa baru, karena itu membenahi fungsi branding setiap PTMA menjadi keniscayaan yang harus segera dibenahi.
“Humas harus memperhatikan hal-hal kecil tapi memiliki news value, dan secara kreatif harus bisa disampaikan dengan seluas-luasnya. Selain untuk mendukung promosi PTMA, tapi ada nilai tambahan yaitu membangun kepercayaan publik kampus PTMA,” kata Fajri.
Penguatan Dakwah Digital Muhammadiyah, Semua Elemen Harus Inisiatif dan Kompak
Sementara itu fasilitator lain dari Pusat Syiar Digital Muhammadiyah (PSDM) PP Muhammadiyah Cik Ditiro, Yogyakarta, Arif Nur Kholis, mengajak media di kampus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk memiliki pemahaman yang sama meningkatkan eksistensi Persyarikatan di dunia digital.
Dalam acara di hari Jumat (1/7), Arif menyebut bahwa Muhammadiyah memiliki potensi sumber daya yang besar, namun belum sepenuhnya teraktualisasi. Karena itu dia berharap PTMA melalui media antar kampus saling bekerja sama memperluas jangkauan kehumasan yang sinergis.
Misalnya, media antar kampus Muhammadiyah perlu saling terhubung dengan cara saling tagging atau menyertakan link website milik kampus Muhammadiyah lainnya.
“Ini untuk memperluas sebaran akun-akun milik Muhammadiyah, baik website maupun media sosial,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arif berharap semua perwakilan humas di forum ini memiliki narasi yang sama dalam mensyiarkan dakwah Muhammadiyah melalui konten-konten di setiap PTMA.
“Saya harap, mulai sekarang saat ingin mengunggah berita atau artikel di website, kami harap masukkan tagging yang terkait Muhammadiyah,” pesannya.
“Jika informasi terkait Muhammadiyah mudah ditemukan, dan yang mengeluarkan informasi dari media terpercaya milik Muhammadiyah, maka akan memudahkan masyarakat memahami apa itu sebenarnya Muhammadiyah,” tutup Arif Nur Kholis. (afn)