MUHAMMADIYAH.OR.ID, MEKKAH – Anggota Amirul Hajj (Pemimpin Jamaah Haji) M Khoirul Muttaqin, meninjau Sektor 5 ke lokasi insiden kejadian penting kebakaran di Hotel Makreem Diyafah Al Baith penginapan 509.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa ada peristiwa kebakaran disalah satu penginapan jamaah haji Indonesia pada hari, Sabtu (2/6), merujuk laporan yang diterima oleh kepala daker Mekkah bahwa kejadian tersebut diduga putung rokok yg dibuang jamaah ke corong sampah, dampaknya menimbulkan kepanikan jamaah yang selanjutnya dievakuasi ke titik aman atas arahan para pihak yang sedang di lokasi.
Visitasi Jamaah Haji
Visitasi anggota amirul hajj dalam rangka mendengarkan keterangan beberapa saksi mata yang turut melakukan evakuasi jamaah. Menurut keterangan salah satu TPHD (Tim Pembimbing Haji Daerah) Kloter 25JKS Irfan Amali menyebutkan bahwa sekitar pukul 9 dirinya sedang visitasi jamaah yang sakit di lantai 7. Kemudian ia mendengar lonceng tanda darurat berbunyi terus menerus.
“Jamaah dari lantai 11 turun melalui tangga darurat dan menyampaikan bahwa di lantai 11 sudah penuh asap. Proses evakuasi berjalan lambat tapi lancar. Karena ada beberapa jamaah yang kesulitan berjalan. Saat jamaah sudah selesai evakuasi keluar hotel, Pemadam kebakaran dan ambulan sudah siaga di luar hotel,” tuturnya.
“Tim pemadam kebakaran menjalankan tugasnya, sementara jamaah menunggu di luar dan dilakukan pengecekan jika ada jamaah yg tertinggal. Tim petugas melakukan penyisiran beberapa kali karena diduga ada jamaah yang tertinggal di lantai atas di area jemuran. Ada satu jamaah yg sedang diinfus di kamar juga berhasil dievakuasi petugas saat menyisir. Ada jamaah yang pingsan dan dibawa oleh ambulan, dan sekarang jamaah yang keseleo kaki saat evakuasi yg juga dibawa ke RS oleh petugas kesehatan. Sekitar jam 10.30 jamaah sudah dipersilakan masuk hotel lagi dengan disarankan menggunakan masker krn masih ada sisa-sisa asap,” jelasnya.
Selain kronologis kejadian penting potensi kebakaran tersebut, staf khusus Menko PMK ini juga mendapatkan laporan hal lain perihal kebiasaan merokok jamaah yang cukup meresahkan.
Masalah Rokok
Muhammad Ziyad, Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa di salah satu hotel di sektor 5 ada jamaah yang komorbid Asma harus dilarikan ke Klinik Haji karena sesak nafas, ternyata kambuh diduga penyebabnya karena sekamar dengan ahli hisab yang mengepulkan asap rokok dikamar dan di selasar hotel.
Hal lain masih soal rokok, pihak jamaah perempuan juga mengeluh dengan aroma rokok di lorong-lorong. Padahal jika dilihat, di hotel sudah tertera larangan merokok dan ditegur oleh petugas hotel. Hal tersebut disampaikan Ziyad masih belum mempan.
Rekomendasi Emergency Response
Mashuri Masyhuda salah satu PPIH 2022 yang turut mendampingi Amirul hajj Khoirul Muttaqin menyampaikan beberapa rekomendasi;
Pertama, perlu upaya monitoring sistem Emergency Response kondisi siaga darurat Gedung Tinggi, tempat penginapan jamaah yang daya tampungnya ada yang sampai 5500 jamaah. “Karena ini menyangkut keselamatan Jiwa jamaah maka Sistem Emergency tidak hanya kesiapan APAR kalau ancamannya kebakaran, tapi juga kesiapan SDM Petugas yang akan melakukan evakuasi karena jika tidak punya keterampilan tertentu petugas PPIH misalnya juga berpotensi mengancam keselamatan jiwa petugas. Jadi siaga Sistem emergency meliputi alat dan Jalur Evakuasi serta kapasitas SDM,” terang Mashuri.
Kedua, perlu ada assasment terkait penempatan jamaah kelompok rentan yang terdiri dari lansia, jamaah yang menggunakan alat bantu kursi roda,tongkat dan lain-lain. Mereka sebaiknya ditempatkan di “lower level” lantai terendah hotel. Sehingga saat kondisi emergency kelompok rentan ini sudah terpetakan kamar dan lantainya. Hal ini juga memudahkan jamaah untuk aktivitas mobilisasi jamaah dalam beribadah.
Ketiga, edukasi jamaah terkait jalur evakuasi saat kondisi emergency, memastikan jalur evakuasi tidak ada gangguan barang-barang yang diletakkan di tangga darurat yang dapat memicu kedaruratan lain saat evakuasi, penempatan tanda yang mudah dibaca dalam bahasa Indonesia dan perlu dijelaskan titik kumpul yang aman saat evakuasi.
Keempat, edukasi agar jamaah tidak panik dan melakukan hal-hal sederhana misalnya sebelum bergerak evakuasi melalui tangga darurat, mereka cukup bawa tas kecil identitas jamaah tidak perlu menyeret tas ransel besar atau koper saat evakuasi yang akan mengganggu proses evakuasi, dll.
Mendengar masukan tersebut, Khoirul, berkomitmen untuk menyampaikan temuan-temuan dan masukan-masukan tersebut saat rapat koordinasi baik yang dilakukan saat di Mekkah maupun nanti saat proses evaluasi dan rekomendasi yang akan dilakukan di Tanah air.
“Menko PMK tentu sangat konsen dengan isu keselamatan jiwa jamaah dan potensi ancaman kondisi emergency, yang dapat dilakukan langkah preventif sebelum kejadian, dengan mengambil hikmah atas peristiwa penting yang sudah terjadi, termasuk soal budaya merokok jamaah haji kita yang perlu atensi khusus,” ungkapnya.