Sabtu, 5 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Tipologi Kepemimpinan Elite Muhammadiyah di Era Reformasi

by syifa
3 tahun ago
in Artikel, Organisasi
Reading Time: 6 mins read
A A
Muhammadiyah Raih Penghargaan PPKM Award dari Presiden Jokowi

Ridho Al-Hamdi*

Dinamika kepemimpinan di Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari konteks dinamika politik nasional di Indonesia. Relasi Muhammadiyah dengan pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi melahirkan tipologi kepemimpinan yang berbeda-beda.

Gaya kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo di era Orde Lama tentu memiliki perbedaan dengan gaya kepemimpinan AR Fachruddin dan Ahmad Azhar Basyir di Era Orde Baru.

Begitu juga dengan gaya kepemimpinan Muhammadiyah di era Reformasi yang melahirkan tipologi kepemimpinan yang berbeda-beda.

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Langgam kepemimpinan di Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari pengaruh para elitenya sehingga tipologi kepemimpinan elite di organisasi sosial-keagamaan seperti Muhammadiyah sangat merepresentasikan kondisi ummat di bawah.

Kajian tentang Kepemimpinan Elite Muhammadiyah

Sejumlah ilmuwan Muhammadiyah pernah melakukan penelitian terkait dengan kepemimpinan di Muhammadiyah.

Haedar Nashir (2000) melakukan riset di Pekajangan, Pekalongan, Jawa Tengah, yang kemudian menyimpulkan tipologi kepemimpinan elite Muhammadiyah di era Orde Baru cenderung mengarah pada perilaku moderat-akomodatif.

Syarifuddin Jurdi (2005) dalam penelitiannya di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengungkapkan sebuah temuan, bahwa perilaku politik elite Muhammadiyah dalam politik praktis mengarah pada dua model utama: sikap ideal dan sikap pragmatis.

Sikap ideal cenderung pada sikap kurang kooperatif terhadap pemerintah sementara sikap pragmatis cenderung dapat bekerjasama dengan pemerintah.

Dalam konteks pemilu 2009, David Efendi (2014) mengklasifikasikan sikap politik elite Muhammadiyah ke dalam lima varian. Pertama, kubu fundamentalisme politik: cenderung aktif dalam politik praktis karena menganggap mendapatkan legitimasi historis era Masyumi. Kedua, kubu moderat pasif: berada di tengah-tengah, tidak berpihak pada kubu tertentu. Ketiga, kubu moderat aktif: mengikuti perkembangan politik secara aktif untuk menentukan sikap politik pribadi dan jamaahnya. Keempat, kubu khittahisme: mengikuti keputusan organisasi secara taat. Kelima, kubu apolitis, terbagi dua: mereka yang berteriak Muhammadiyah apolitis dan mereka yang benar-benar apolitis dan fokus pada urusan ibadah saja.

Dalam konteks respon terhadap perkembangan isu seputar Islam dan politik, hasil penelitian Ridho Al-Hamdi (2018) mengategorisasikan pemikiran elite Muhammadiyah ke dalam empat varian: transformatik-idealistik, moderat-idealistik, realistik-kritis, dan akomodatif-pragmatis.

Keempat varian tersebut pada prinsipnya menunjukkan kenyataan, bahwa tidak ada varian pemikiran elite Muhammadiyah yang mengarah pada pemikiran fundamentalis-radikal maupun simbolistik-tekstualis. Hematnya, pemikiran moderat tetap mendominasi cara berpikir di kalangan elite Muhammadiyah.

Dalam hasil penelitian disertasi Syaifullah (2019) diungkap, bahwa strategi dan capaian Muhammadiyah dalam meraih kekuasaan baik melalui strategi struktural (era Orde Lama) maupun strategi kultural (era Reformasi) di lingkaran kekuasaan tidak jauh berbeda satu sama lain. Artinya, eksistensi Muhammadiyah tetap diperhitungkan dalam kontestasi pertarungan kekuasaan.

Potret Kepemimpinan Muhammadiyah Era Reformasi

Dari kelima kajian yang telah dikemukakan oleh Nashir (2000), Jurdi (2005), Efendi (2014), Al-Hamdi (2018), dan Syaifullah (2019), ada beberapa fakta tentang kepemimpinan Muhammadiyah di Era Reformasi.

Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan sosial-keagamaan tidak bisa melepaskan dirinya dari situasi politik di sekitarnya. Meskipun secara tegas menjaga diri dari politik praktis, sikap dan pandangan politik Muhammadiyah menjadi salah satu penentu nasib dan masa depan republik ini.

Kedua, gerakan politik Muhammadiyah di Era Reformasi adalah gerakan politik kultural di mana Muhammadiyah tidak terlibat secara aktif dalam struktur dan institusi-institusi politik maupun pemerintahan. Ini yang dalam pandangan Amien Rais disebut sebagai “politik adiluhung” (high politics) di mana Muhammadiyah tidak terjebak dalam politik kekuasaan maupun politik kepemiluan tetapi menjadi bandul penentu dalam momen-momen strategis kebangsaan.

Meskipun corak gerakan Muhammadiyah di Era Reformasi dalam konteks kekuasaan mengambil langkah strategi kultural, peran penting tokoh di pusat pergerakan Muhammadiyah sangat menentukan model strategi kultural yang diambil oleh Muhammadiyah.

Sejak pasca-1998, Muhammadiyah telah mengalami setidaknya empat kali muktamar yang menghasilkan pucuk pimpinan yang berbeda-beda. Situasi di sekitar 1998, kepemimpinan elite Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari sosok Amien Rais yang sangat fenomenal dan menjadi representasi dari tokoh reformasi saat itu.

Barulah kemudian, sejak muktamar 2000 terjadi pergeseran kepemimpinan meskipun sejak 1998, posisi Amien Rais sudah tergantikan oleh Ahmad Syafii Ma’arif. Kepemimpinan Syafii Ma’arif (1998-2005) dilanjutkan oleh sosok intelektual muda yang berkharisma saat itu, Din Syamsuddin, untuk dua periode (2005-2015).

Setelah itu, dilanjutkan oleh sosok intelektual cum-aktivis bernama Haedar Nashir (2015-2022). Masing-masing dari tipologi kepemimpinan mereka sangat mewarnai pola gerakan Muhammadiyah.

Kepemimpinan Ahmad Syafii Ma’arif di Muhammadiyah

Di bawah Syafii Ma’arif, lahir berbagai gerakan intelektual terutama dari generasi muda Muhammadiyah seperti Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), Majelis Reboan, Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP), Maarif Insitute, Pusat Studi Muhammadiyah (PSM), dan lain sebagainya.

Gerakan intelektualitas terasa sangat mewarnai Muhammadiyah di bawah langgam kepemimpinan Buya Syafii Ma’arif. Selain itu, gerakan toleransi dan perdamaian juga sudah dibangun antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di bawah kepemimpinan Buya Syafii Ma’arif dan Hasyim Muzadi.

Kepemimpinan Din Syamsuddin

Sementara itu, di bawah kepemimpinan Din Syamsuddin, gerakan internasionalisasi Muhammadiyah sangat terasa di mana kapasitas Din yang sudah melegenda di dunia internasional sangat berdampak pada peran Muhammadiyah di berbagai negara terutama urusan perdamaian dan dialog antar-agama (inter-faith dialogue). Munculnya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara pun mulai menjamur di era Din.

Namun demikian, relasi Muhammadiyah dengan pemerintah selama kepemimpinan Din, mengarah pada relasi kurang kooperatif. Din cenderung melemparkan ktitik daripada pujian terhadap rezim SBY, yang dalam kategori Jurdi (2005) disebut sebagai “sikap ideal”.

Moderatisme Haedar Nashir

Lain Din lain pula Haedar. Jika Din mengambil jarak dengan rezim pemerintahan pada saat itu, Haedar mengambil sikap moderat dalam relasinya dengan pemerintah.

Dalam berbagai kesempatan, baik Haedar maupun Jokowi saling berbalas kunjungan. Apakah Jokowi berkunjung ke “istana Muhammadiyah” di Menteng Raya 62 atau Haedar menerima undangan ke istana presiden.

Meski situasi politik nasional menunjukkan polarisasi akibat menguatnya populisme Islam, elit Muhammadiyah berupaya menjaga hubungan moderat dengan banyak kalangan termasuk dengan pemerintah.

Apalagi, pada Pilpres 2019 ketika polarisasi semakin menguat di kalangan arus bawah Muhammadiyah. Terutama karena ditunjukkan oleh ekspresi elektoral yang beragam dalam memilih calon presiden. Dan bermunculannya komunitas relawan untuk mengekspresikan dukungan kepada masing-masing kandidat yang ada. Ini menunjukkan bahwa kader Muhammadiyah tersebar dalam berbagai ruang politik praktis.

Tipologi Kritis versus Tipologi Kooperatif

Secara eksplisit, tipologi kepemimpinan elite Muhammadiyah di era Reformasi dapat dianalisa terutama sejak peta politik Indonesia menerapkan sistem presidensial di mana SBY terpilih sebagai presiden secara langsung oleh rakyat, bukan sistem parlementer.

Selama republik ini dipimpin oleh SBY, Muhammadiyah dipimpin oleh Din Syamsuddin. Selama satu dekade ini pula, posisi Din sangat jelas terhadap pemerintah: kritis dan menjaga jarak. Artinya, langgam kepemimpinan Din mewakili tipologi kritis.

Sementara itu, sejak Jokowi memimpin republik ini, Haedar terpilih untuk menggantikan Din memimpin Muhammadiyah. Selama Haedar memimpin persyarikatan, kerjasama dan relasi baik terjalin di antara keduanya meski sebenarnya Haedar tak jarang menyampaikan pesan-pesan kritis terhadap rezim.

Berbagai faktor sangat mempengaruhi pola relasi baik tersebut dapat terwujud. Karena itu, langgam kepemimpinan Haedar sangat representatif mewakili tipologi kooperatif. Dua langgam kepemimpinan, yaitu Din dan Haedar, dapat menjadi tipologi mainstream kepemimpinan Muhammadiyah di Era Reformasi.

Sementara itu, kubu Din diperkuat lagi dengan peran Amien Rais terutama sejak Pilpres 2014 meskipun mereka sempat tidak berada dalam satu pandangan di banyak hal. Sementara kubu Haedar diperkuat dengan gaya tegas Buya Syafii Ma’arif yang dekat dengan Taufik Kiemas Cs.

Dengan demikian, tipologi kritis dapat ditemuan pada langgam kepemimpinan Din Syamsuddin dan Amien Rais. Sementara tipologi kooperatif dapat termanifestasikan pada langgam kepemimpinan Haedar Nashir dan Syafii Ma’arif meski mereka tetap bersikap kritis juga terhadap rezim.

Lalu ke mana sejatinya tipologi kepemimpinan Muhammadiyah yang ideal di Era Reformasi: apakah mengarah pada tipologi kritis atau tipologi kooperatif? Sejarah telah memberikan fakta bahwa Muhammadiyah pernah memiliki kedua tipologi tersebut.

Tentu, faktor lain sangat menentukan terhadap lahirnya tipologi kepemimpinan elite Muhammadiyah. Nah, muktamar Muhammadiyah di penghujung 2022 menjadi jawaban, apakah Muhammadiyah akan kembali mengambil posisi yang cenderung kooperatif atau menghasilkan posisi yang cenderung kritis seperti yang pernah terjadi di era sebelumnya? Muktamarin lah yang menjadi penentunya.

*Penulis adalah Wakil Dekan FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Wakil Ketua LHKP PP Muhammadiyah

Editor: Fauzan AS

Tags: elite MuhammadiyahheadlineKepemimpinanreformasitipologi
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Bagi yang Belum Paham, Ini 5 Prinsip dan Syarat Kalender Islam Global

Next Post

Menpora Kunjungi Edutorium UMS, Cek Kesiapan Venue Bulutangkis ASEAN Para Games

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terima kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS pada Senin, (20/6).

Menpora Kunjungi Edutorium UMS, Cek Kesiapan Venue Bulutangkis ASEAN Para Games

Civitas PTMA Didorong Menguatkan Pengetahuan yang Mengglobal

Civitas PTMA Didorong Menguatkan Pengetahuan yang Mengglobal

Program Bedah Rumah LazisMu Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban dan Membangun Kepercayaan Publik

Program Bedah Rumah LazisMu Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban dan Membangun Kepercayaan Publik

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.