MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Pengertian Islam dalam Muhammadiyah adalah apa yang diturunkan dalam Al Quran dan Sunah berupa perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad.
Dari pengertian tersebut, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas yakin bahwa Muhammadiyah menjadi representasi otentik dari Islam rahmatan lil ‘alamin. Hakikat Islam ini ditegaskan dalam QS. Al Anbiya ayat 107 bahwa yang dimaksud dengan rahmat adalah perasaan lembut (cinta) yang mendorong untuk memberikan kebaikan nyata kepada yang dikasihi (riqqah taqtadli al-ihsan ila al-marhum).
Hadirnya Islam tidak lain untuk mewujudkan kebaikan nyata bagi seluruh makhluk Allah. Dalam QS. An-Nahl ayat 97 kebaikan nyata disebut dengan hayah thayyibah. Dalam tafsir sahabat, hayah thayyibah meliputi tiga kriteria: 1) menurut Ibnu Abbas: rezeki halal; 2) menurut Ali bin Abi Thalib: qanaah atau kepuasan; 3) menurut Ibnu Abbas dalam riwayat lain: kebahagiaan.
Menurut Hamim, tafsir sahabat tentang hayah thayyibah di atas sejalan dengan bunyi QS. Al Baqarah ayat 62: 1) lahum ajruhum ‘inda rabbihim (sejahtera sesejahtera-sejahteranya/ar-rafahiyyah kulluha); 2) wa la khaufun ‘alaihim (damai sedamai-damainya/as-salamu kulluha); dan 3) wa la hum yahzanun (bahagia sebahagia-bahagianya/as-sa’adatu kulluha) di dunia dan di akhirat.
Tiga kriteria di atas merupakan usaha-usaha yang telah dan akan dilakukan Muhammadiyah dalam bentuk amal usaha. Dengan demikian, ucap Hamim, Muhammadiyah menganut Mazhab al-Ashaliyah, mazhab yang mengikuti ajaran-ajaran yang otentik, dalam pengertian ajaran-ajaran yang sesuai dengan hakikat Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dan para pengikutnya menghadirkan diri dalam kehidupan dengan gembira dan menggembirakan.
“Dengan doktrin tersebut, mazhab Islam berkemajuan yang dianut Muhammadiyah menjadi mazhab al-ashliyah, mazhab yang mengikuti ajaran-ajaran yang otentik, ajarannya sesuai dengan hakikat Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujar Hamim dalam acara Seminar Nasional ‘Aisyiyah pada Sabtu (11/06).
Dengan berpedoman pada nilai Islam sebagai rahmat, Muhammadiyah telah sukses mengembangkan model dakwah. Menurut Hamim, model dakwah Muhammadiyah meliputi empat hal: dakwah umum, dakwah jamaah, dakwah kultural, dan dakwah komunitas. Keempat hal ini bertumpu pada satu asas yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya-benarnya.