MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membuat kehidupan kita semakin mudah. Bahkan karenanya, hal-hal yang dulu seperti mustahil terjamah oleh kemampuan manusia akhirnya dapat diatur. Salah satu contohnya adalah rekayasa cuaca.
Namun meskipun akses teknologi telah mudah dijangkau, nyatanya masih ada masyarakat yang lebih mengandalkan penggunaan ilmu tradisional ketimbang sains dan teknologi. Misalnya pelibatan pawang hujan dalam berbagai kegiatan publik. Tak ayal hal ini menimbulkan pro dan kontra.
Di luar perdebatan itu, setidaknya manusia memang mengenal tiga pendekatan dalam menaklukkan alam dari cara yang paling tradisional hingga modern. Yakni dengan kearifan lokal (magic), tuntunan agama (doa), dan sains.
“Pertama dengan magic, yaitu dengan cara alam itu dipaksa tunduk pada kekuatan-kekuatan gaib. Kedua, melalui agama, yaitu dengan doa-doa kepada Tuhan supaya Tuhan memberikan bantuan penaklukan terhadap alam. Dan ketiga melalui sains di mana orang itu menggunakan akal pikirannya mencari alat untuk menaklukkan alam,” jelas Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad.
Dalam program Catatan Akhir Pekan di kanal Youtube Tvmu, Sabtu (9/4), Dadang lalu mengatakan bahwa bagi Muhammadiyah hanya dua cara di atas saja yang boleh dilakukan. Yaitu berdoa dan sains.
“Bagi Muhammadiyah, ada dua yang diperbolehkan yaitu melalui agama dengan doa, memohon pada Allah agar kita diberi bantuan melakukan sesuatu termasuk menaklukkan alam, huwa ansya`akum minal-arḍi wasta’marakum fīhā,” ujar Dadang mengutip Surat Hud ayat ke-61.
Selain berdoa, Muhammadiyah juga mendukung pendekatan sains dalam menaklukkan alam, termasuk dalam mengatur rekayasa cuaca. Adapun terkait cara pertama (magic) dalam pengendalian cuaca, Dadang menilai di Indonesia, kebanyakan masih digunakan oleh kelompok non muslim.
“Ya kalau non muslim ya tidak terlalu masalah. Kan itu kepercayaan mereka. Tapi bagi orang-orang Islam, kita memberi satu pengertian bahwa kita hanya diperbolehkan melalui dua itu yaitu berdoa dan berikhtiar melalui ilmu pengetahuan sebagaimana yang dikehendaki agama di dalam Alquran dan Sunnah Nabi Saw,” jawab Dadang. (afn)
Foto : Ilustrasi