MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA— Mengenalkan budaya filantropi kepada anak sejak dini, menurut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya sebagai berikut:
Pertama, membiasakan pada keluarga termasuk kepada diri sendiri dan anak untuk hidup hemat dan sederhana. Di era sekarang, kata Mu’ti amat jarang orang berlaku hemat. Di media sosial banyak dipertontonkan gaya hidup yang hedonis.
Dalam pengamatannya, kekinian banyak anak muda yang lebih mementingkan gaya ketimbang kebutuhan. Apa saja yang mereka konsumsi lebih kepada gaya hidup, bukan kebutuhan hidup. Ia menyoroti, misalnya makanan atau minuman yang mereka konsumsi. Makanan atau minuman yang sejatinya untuk menghilangkan lapar dan dahaga, kekinian tidak lagi hanya untuk dua hal itu, tetapi juga sebagai pemuasan gaya hidup glamour yang kemudian ditampilkan ke khalayak ramai.
Kedua, membiasakan anak sejak dini berbagai. Gemar berbagi bisa dilakukan mulai dari hal yang sangat sederhana. Seperti memberikan perhatian kepada orang lain, kemudian bersimpati dan berempati kepada orang lain.
Ketiga, membiasakan anak sejak dini untuk memberikan sesuatu yang tidak harus berpatokan jumlah banyak atau harga yang mahal. Kebiasaan memberi ini lebih melihat kepada manfaat bukan jumlah atau nominalnya.
“Karena sesuatu yang bermanfaat itu bukan dilihat dari harganya, tapi dilihat dari keperluannya,” ucap Mu’ti pada (15/4) di acara Kajian Online LazisMu Pusat.
Keempat, membiasakan anak sejak dini bahwa berbagi itu tidak harus musiman melainkan sepanjang waktu atau disegerakan.
Menurut Guru Besar Pendidikan Islam ini, kebiasaan tersebut untuk menanamkan pemahaman kepada anak bahwa berbagi itu tidak harus menunggu waktu tertentu seperti Ramadan, menunggu kalau sudah kaya, maupun menunggu waktu tua.
Kelima, membiasakan kepada anak sejak dini berbagai secara terorganisir atau dihimpun. Penghimpunan zakat seperti ini bisa memberikan dampak besar terhadap perubahan, mungkin anak-anak akan melihat sedekah yang diberikannya Rp. 1.000 akan tetapi setelah digabungkan dengan sedekah teman-temanya menjadi banyak.
“Oleh karena itu kita perlu membiasakan kepada generasi muda ini untuk mereka itu terbiasa berderma, kita memberikan pendidikan untuk mengubah gaya hidup yang boros, kebiasaan hidup yang tidak ramah lingkungan, dan kebiasaan hidup yang tidak ramah kepada sesama itu kepada kebiasaan-kebiasaan yang efektif”. Tambahnya.