MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA— Arin Setyowati, Dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berhasil kembangan penelitian menjadi prototype best practice dakwah Muhammadiyah untuk kalangan tuna susila atau pekerja seks komersial (PSK).
Dosen UM Surabaya sekaligus aktivis Muhammadiyah Surabaya ini menuturkan, terkait riset yang dilakukan yakni terkait pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam mendampingi PSK hingga menjadi mantan PSK di Krembangan Dupak Bangunsari dan Tambak Asri.
“Dari penelitian ini saya kembangkan ke dalam prototype best practices dakwah Muhammadiyah untuk persoalan prostitusi yang dimulai dari pendampingan agama, kesehatan dan ekonomi,” ungkapan dalam siaran pers yang diterima muhammadiyah.or.id pada, Sabtu (2/4).
Selanjutnya Arin mengembangkan dalam tema-tema penelitian lain dengan pisau analisis yang berbeda untuk mendalami terkait kajian perempuan pekerja seksual diantaranya perspektif maqashid syariah, kajian gender dan tema lainnya dan ditindaklanjuti dengan program pengabdian masyarakat.
Dalam tindak lanjut program pengabdian masyarakat, Arin kemudian mencoba menggali alternatif mata pencaharian bagi mereka. Di antaranya dengan bantuan alat produksi berupa mesin cuci, upaya pengganti pendapatan ini diharapkan mereka bisa bertahan hidup dan tidak kembali terjebak pada dunia prostitusi.
Atas aksi dan dedikasinya terhadap isu-isu Muhammadiyah dan Mustadh’afin ini, Arin Setyowati diganjar penghargaan oleh UM Surabaya. Dalam waktu yang sama, UM Surabaya, dalam seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah mendapat penghargaan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah sebagai kampus inklusi.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M Nurul Yamien menjelaskan penghargaan ini diberikan kepada UM Surabaya atas dedikasinya terhadap persoalan kesenjangan, mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat atau kelompok dhuafa’-mustadh’afin.
“UM Surabaya sampai saat ini masih terus komitmen dalam memberikan akses pendidikan bagi kelompok disabilitas melalui program difabel berdaya. Tak hanya itu berbagai program dan penelitian masyarakat yang ditujukan dalam mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan juga telah dilakukan,” urainya.
Yamien melihat, komitmen UM Surabaya untuk mensinergikan antara Amal Usaha Muhammadiyah Pendidikan dengan gerakan dakwah Muhammadiyah bidang sosial memiliki pondasi yang kokoh. Yakni dengan memadukan antara ilmu keagamaan dan keilmuan umum yang tidak ada dikotomi.