MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUALA LUMPUR – Bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia resmi menambah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sanggar Bimbingan (SB) pada Sabtu (19/3).
Bertempat di lantai dua flat Pelangi Magna, Kepong, Kuala Lumpur, PKBM-SB kedua ini diprioritaskan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang tidak berdokumen.
“Ini sejarah penting untuk kita dan untuk adik-adik kita. Awalnya kalau ditanya cita-citamu ingin seperti apa? Mereka rata-rata menjawab ingin seperti orang tua, namun setelah mengenal gadget, mereka ingin menjadi YouTuber, TikToker, tetapi kita belum menyiapkan jalan untuk mereka,” ungkap Ketua PCIM Malaysia, Sonny Zulhuda dalam peresmian PKBM SB tersebut.
“Anak-anak kita punya hak yang sama. Dikelola oleh Muhammadiyah tidak berarti siswanya dari Muhammadiyah. Kalau mikir hanya untuk Muhammadiyah maka organisasi ini sudah selesai. Muhammadiyah sudah menjadi bagian republik. Muhammadiyah untuk semua. Saya berharap lima tahun lagi Muhammadiyah punya sekolah di Malaysia,” imbuhnya.
Menyambung Sonny, Koordinator Sanggar Bimbingan Pendidikan Non Formal KBRI Kuala Lumpur, Dadi Rosadi mengatakan SB mulai dirintis Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Makruf pada 2019.
“Saat ini sudah ada 15 dan target ada 20 SB pada bulan ini. Kami sudah mencari calon-calon SB berikutnya. Semoga terwujud. Benar informasi yang disampaikan bapak-bapak bahwa pendidikan sudah menjadi kewajiban yang didapatkan anak-anak Indonesia dimanapun berada baik yang memiliki dokumen maupun tidak,” katanya.
Dia mengatakan ketika membuka SB harapannya untuk menampung anak-anak WNI di sekitar lokasi sanggar dan saat ini sudah ada 530 siswa SB berpayung pada pendidikan non formal.
Dia mengharapkan para peserta nanti tidak hanya mendapatkan ijazah kejar paket, namun sama dengan ijazah sekolah pada umumnya.
“Saat ini sudah ada 106 siswa SB kelas enam dan sedang difikirkan untuk mendapatkan beasiswa repatriasi ke Indonesia sedangkan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sendiri saat ini sudah penuh,” ungkap Dadi.
Kepala PKBM SB Kepong, Ihwan mengatakan SB Kepong pada awalnya berasal dari SB Kampung Baru yang kemudian diputuskan untuk berdiri sendiri.
“Ke depan kami akan tetap kolaborasi dengan SB Kampung Baru. Saat ini kami mempunyai 27 orang siswa. Semoga bisa mengajak anak-anak non dokumen yang tidak bisa belajar di sekolah formal maupun sekolah kebangsaan di Malaysia,” katanya.
Sementara itu Ketua Majelis Pendidikan, Seni dan Olahraga PCIM Malaysia, Ahmad Fathoni mengatakan pendirian SB Kepong memiliki fungsi memenuhi hak pendidikan. Sebab pendidikan adalah hak setiap orang, terlepas seseorang mempunyai dokumen maupun tidak.
“Kita ingin mereka diberi peluang setinggi-tingginya. Anak-anak punya kesempatan sama untuk bermimpi. Setelah tamat SB ijazahnya sah dari pemerintah. Setelah ini kemungkinan kita akan membuat SB tingkat SMP. Tolong sepulang dari SB orang tua ikut bantu mengawasi anak-anak,” tutupnya. (afn)