MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Pariwisata pedesaan merupakan suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan. Hal itu baik dari adat-istiadat keseharian, arsitektur bangunan maupun struktur tata ruang desa yang khas. Dengan adanya Desa Wisata, masyarakat setempat mempunyai potensi untuk dikembangkan berbagai komponen kepariwisataan seperti atraksi budaya, akomodasi, makan, minum, dan lain-lain.
Pegiat Laboratorium Sosial Desa Menari Kang Trisno menuturkan Muhammadiyah dapat berperan aktif dalam mengembangkan Desa Wisata. Pasalnya, saat ini ada sekitar 13.693 pimpinan ranting dan 4.850 pimpinan cabang Muhammadiyah yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Ia menyarankan agar Persyarikatan melakukan pemberdayaan ekonomi partisipatif dengan pendekatan wisata minat khusus.
“Jaringan sumberdaya Muhammadiyah bisa menjadi kekuatan untuk tumbuh kembangnya Desa di Indonesia,” tutur Kang Trisno dalam acara Seminar Pra-Muktamar yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Selasa (08/03).
Selain itu, Muhammadiyah saat ini memiliki 160-an Perguruan Tinggi dan ribuan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Kang Trisno menyarankan agar para siswa maupun mahasiswa Muhammadiyah bisa dibuat program berkala untuk program live- in di desa yang telah siap sebagai sebuah proses wisata pembelajaran. Dengan program ini, perekonomian masyarakat desa akan tumbuh berkembang.
“Ini bisa membantu mahasiswa atau pelajar tentang proses hidup di desa dan masyarakat desa juga mendapatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Kang Trisno.
Kang Trisno juga merekomendasikan agar Muhammadiyah menjadi pionir untuk pertumbuhan pariwisata pedesaan. Hal tersebut berguna untuk menunjang program banyaknya wisatawan yang tinggal di Desa, sehingga perputaran ekonomi di Desa akan lebih dinamis.
“Pendekatan pariwisata ini menjadi salah satu pendekatan yang efektif untuk pengembangan sebuah wilayah, dan tidak usah berfikir bahwa pengembangan Wisata Desa itu harus bermodal besar,” pungkas Kang Trisno.