MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA—Salah satu Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar adalah tentang Dakwah Komunitas. Dalam aktualisasinya, Muhammadiyah berdakwah menyasar komunitas-komunitas khusus, seperti kelompok difabel, tuna susila, anak jalanan/punk, dan lain sebagainya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Nur Cholis Huda menjelaskan, Muhammadiyah memiliki Lembaga Dakwah Khusus (LDK) untuk berdakwah di komunitas atau segmen dakwah khusus. Mereka ditugaskan berdakwah di kalangan tingkat atas, menengah dan kaum marginal.
“Kita punya LDK yang berdakwah di kalangan anak punk, PSK, anak jalanan, dan komunitas lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua LDK PWM Jawa Timur, Muhammad Arifin mengungkapkan bahwa lembaga yang digawanginya berdakwah menyasar darah 3T, serta tidak lupa berdakwah di dunia maya selain di dunia nyata. Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa dunia maya merupakan segmen dakwah penting untuk digarap.
“Kita berdakwah di dunia maya agar kita bisa menghadirkan konten dakwah di dunia digital. Kita ingin mengimbangi dunia virtual ini. Kita beri pembinaan rutin kepada mereka yang tidak tersentuh,” katanya.
Sementara, lanjut dia, pihaknya berdakwah di dunia nyata dengan masuk di komunitas-komunitas termarjinalkan.
“Alhamdulillah, semua anak punk di sekitar Tuban, Lamongan, dan Gresik sudah selesai mentas dan tuntas. Ada yang sudah menikah, bekerja dan berwirausaha. Kami sentuh mereka agar ingat shalat,” paparnya.
Model dakwah tersebut menarik perhatian Rumah Dakwah Indonesia (RDI), mereka melakukan silaturahmi ke PWM Jawa Timur guna belajar dakwah sebagaimana yang dikonsepsi oleh Muhammadiyah, lebih-lebih Model Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas. Ketua RDI Muhammad Khoirudin mengatakan, maksud dan tujuan kehadirannya kali ini tidak lain adalah untuk menyambung tali silaturahmi dan mempererat ukhuwah antar sesama Muslim. Serta saling belajar tentang model-model dakwah yang dikembang, terlebih model dakwah komunitas yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
“Kami ingin belajar dari Muhammadiyah. Kami ingin berdakwah di segmen yang belum tersentuh, seperti anak jalanan, anak punk dan lainnya. Kita ingin bisa mengajak pelan-pelan mereka belajar Islam. Tidak hanya sebatas Islam di KTP. Tapi juga mengajak untuk istiqomah beribadah,” ungkapnya pada, Jumat (25/3).
Khoirudin menerangkan, RDI merupakan organisasi kumpulan dai. Salah satu tujuannya adalah membuat siar dakwah ini lebih luas. Selain itu, RDI diharapkan bisa berdakwah di segmen-segmen khusus, seperti komunitas Muslim hijrah, anak punk, dan lainnya. Menurutnya, dakwah berkemajuan dan menggembirakan yang dimiliki oleh Muhammadiyah ini menarik.