Minggu, 6 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Detik-detik Peristiwa Lahirnya Hizbul Wathan

by afandi
3 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 7 mins read
A A
Detik-detik Peristiwa Lahirnya Hizbul Wathan

MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Sebagai gerakan kepanduan, Hizbul Wathan (HW) telah memasuki usia abad kedua. Namun tidak banyak yang mencatat mengenai detik-detik lahirnya gerakan kepanduan milik pribumi pertama di bumi Nuswantara itu.

Setelah berdiri, HW segera menjadi unsur penting dalam pemasok barisan prajurit revolusi. Muhammadiyah.or.id menghadirkan tulisan mengenai detik-detik lahirnya HW dari saksi sejarah, Ketua Majelis HW H. Mawardi sebagaimana tercatat dalam bagian pengantar Kenang-Kenangan Hizbul Wathan (1961).

Detik-detik Peristiwa Lahirnya Hizbul-Wathan

Oleh: Haji Mawardi

Pada suatu hari dipanggilnya oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan beberapa guru Muhammadiyah, yaitu Bapak Somodirdjo yang seorang mantri guru Standaardschool Suronatan bersama seorang pembantunya, Bapak Syarbini* dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari sekolah Muhammadiyah Kotagede.

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Hari tersebut bertepatan pada hari Ahad siang. Pertemuan diadakan bukannya merupakan suatu rapat yang akan memperbincangkan sesuatu masalah, melainkan merupakan suatu pertemuan anak dengan bapak atau antara murid dengan guru atau bagaikan antara santri dengan kyai.

Dengan secara kekeluargaan Kyai Dahlan sedikit mempersoalkan perjalanannya bertabligh ke Solo, ialah kedatangannya tiap hari Sabtu malam di pengajian S.A.T.V (Sidik Amanat Tabligh Vatonah) di pendopo rumah Kyai Imam Muchtar Bukhori di Kauman Solo. Selanjutnya Kyai Dahlan berkata kepada para guru tersebut dalam bahasa Jawa kira-kira demikian:

“Saya tadi pagi di Solo pulang dari Tabligh, sampai di muka Pura Mangkunegaran di alun-alun melihat anak banyak berbaris, setengahnya sedang bermain-main, semuanya berpakaian seragam. Baik sekali! Itu apa?”

Rupanya bapak mantri guru Somodirjo telah memahami apa yang dimaksud oleh Kyai Dahlan. Diuraikannya bahwa yang dilihat oleh Kyai itu ialah anak-anak Padvinder Mangkunegaran yang namanya J.P.O (Javaansche Padvinders Organisatie). Diterangkan selanjutnya bahwa Padvinderij itu suatu gerakan pendidikan anak-anak di luar sekolah dan di luar rumah. Mendengar keterangan tersebut Kyai Dahlan menyambut:

“Alangkah baiknya kalau anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik semacam itu untuk melayani (Jawa leladi) menghamba kepada Allah”

Selanjutnya kepada guru-guru tersebut diharapkan oleh Kyai Dahlan supaya dapat mencontoh gerakan pendidikan itu. Sejak setelah diadakan pertemuan itu, guru-guru Muhammadiyah dengan dipelopori terutama oleh Bapak Somodirjo, Bapak Syarbini mengadakan persiapan-persiapan akan mengadakan gerakan untuk anak di luar sekolah dan rumah.

Mula-mula yang akan digerakkan para guru sendiri terlebih dahulu. Pendaftaran dimulai. Latihan diadakan tiap Ahad sore di halaman sekolah Muhammadiyah Suronatan terutama yang dilatihkan ialah berbaris dan olah raga. Kian hari kian bertambah pengikutnya. Tiada lagi terbatas pada para guru saja. Juga banyak para pemuda dari Kauman yang ikut berlatih.

Yang sangat menarik kepada masyarakat ialah adanya barisan yang dipimpin oleh Bapak Syarbini seorang pemuda yang telah cukup mendapat latihan-latihan kemiliteran (militair Belanda), seorang pemuda bekas ‘onder-officer’. Tentu sajalah segala gerak yang memang sama harus kepada pimpinan keprajuritan. Segala aba-aba dan cara berbaris diberikan secara militer, dan masih dengan bahasa Belanda.

Tiap Ahad sore sekitar Kauman menjadi ramai. Anak-anak kecil yang semula hanya melihat, kemudian menggabung, turut juga berbaris. Maka oleh karena itu lalu diadakan dua golongan, ialah golongan dewasa dan golongan anak-anak. Selain latihan berbaris dan olahraga diadakan latihan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK). Tiada ketinggalan pula latihan kerohanian. Bagi golongan yang dewasa diadakan pengajian tiap hari Selasa malam.

Kapan dan tanggal berapa gerakan tersebut dimulai?

Hal itu perlu dapat kita ketahui berhubung akan mengetahui detik peristiwa lahirnya HW. Akan tetapi sayang tiada seorangpun, yang sekarang masih ada dan pernah mengalami peristiwa-peristiwa tersebut, yang ingat kapan saat-saat itu terjadi, maka untuk mengetahui saat-saat kapan, perlu dicari peristiwa-peristiwa yang dapat sebagai pengangan. Dalam hal ini kiranya peristiwa yang dialami oleh Bapak Syarbini sendiri, dapat kita gunakan sebagai titik pegangan.

Pada tahun 1915 pemuda Syarbini keluar dari dinas militer. Sebagai bekas militer merasa dirinya sebagai pemuda yang tak layak lagi kembali begitu saja di tengah masyarakat. Dalam telinga kita ‘bekas serdadu’ mendapat kesan yang tiada baik. Maka untuk seakan-akan menebus sejarah yang sudah, bertekadlah pemuda Syarbini akan ‘nyantri’ di pondok Kyai Dahlan. Terus ia bertempat tinggal di langgar, di muka rumah Kyai Dahlan.

Tahun 1916 pemuda Syarbini diangkat menjadi guru Muhammadiyah di sekolah Muhammadiyah Bausasran. Hal ini terjadi karena ternyata bahwa pemuda Syarbini sebelum masuk dinas militer telah lulus ujiannya masuk Kweekschool di Ungaran, jadi memang ada bakatnya menjadi pendidik. Lama-kelamaan rupanya pemuda Syarbini menarik perhatian para pemimpin Muhammadiyah. Terutama Kyai Fachruddin. Hari-hari akan adanya peralatan bagi HW itu dirundingkan, Syarbini ini tengah aktif-aktifnya dalam memimpin barisan sebagai perintis Hizbul Wathan.

Saat yang bersejarah bagi Syarbini telah sampai ialah pada tanggal 16 Januari 1919 atau bertepatan dengan 13 Rabi’ul Awwal 1337 H pernikahannya telah dilangsungkan. Mengingat peristiwa tersebut nyatalah bahwa dalam tahun 1918 gerakan HW melangkahkan langkah yang pertama, meskipun nama HW baru kemudian diberikan kepada gerakan itu.

Gerakan berbaris makin ramai, oleh karena itu dinamakan Padvinder Muhammadiyah. Nama Padvinder Muhammadiyah menjadi popular, juga dalam lingkungan Muhammadiyah. Oleh karena itu oleh Hoofdbestuur (pengurus utama) Muhammadiyah pengawasan terhadap Padvinderij itu diserahkan kepada Muhammadiyah bagian sekolahan. Oleh Bagian sekolahan dibentuklah pengurusnya. Ketua H Muchtar, wakil ketua haji Hadjid, Sekretaris Somodirdjo, Keuangan Abdul Hamid, Organisasi Siradj Dahlan, Komando Syarbini dan Damiri.

Untuk memajukan gerakan Padvinderij itu direncanakan akan mengambil pelajaran dari Solo kepada J.P.O. Persiapan dikerjakan. Untuk meriahkan angkatan ke-Solo, maka telah diputuskan oleh Bagian Sekolahan, akan memberikan uniform dengan diangsur pembayarannya.

H. Nawawi diutus berbelanja ke Semarang. Dibelinya kain dril kuning, kain biru dan setangan leher. Untuk setangan leher karena yang mudah didapat ialah kacu merah berbintik-bintik hitam (kacu ‘kedele kecer’) maka kacu itulah yang dibelinya.

Uniform disiapkan. Hari keberangkatan ke-Solo, berjamu kepada J.P.O telah ditetapkan. Yang boleh ikut hanyalah mereka yang telah berseragam. Pada suatu sore seragam diberikan. Paginya hari Ahad barisan Padvinder Muhammadiyah dengan seragamnya yang baru itu pergi ke Solo, dengan diantarkan oleh Kyai Haji Hisyam sebagai ketua Bagian Sekolahan. Sampai di Stasiun Tugu diantar sendiri oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Di Solo mendapat sambutan hangat dari J.P.O, dijemput dengan barisan sehingga menggemparkan Kota Solo. Di lapangan Mangkunegaran diadakan demonstrasi dan macam-macam permainan sebagai perkenalan. Padvinder Muhammadiyah mendapat banyak pelajaran dan pengalaman. Pada hari itu juga sebagai tamu Padvinder Muhammadiyah dijamu pertunjukan-pertunjukan dalam pendopo Mangkunegaran.

Pulang dari Solo terbukalah pikiran dari para pemimpin Padvinder Muhammadiyah. Beberapa hal menjadi persoalan. Diantaranya yang hangat nama. Dalam suatu sidang pengurus dibentangkan mengenai nama di rumah Bapak H. Hilal Kauman. Oleh Raden H. Hadjid diajukan nama yang sekiranya dapat sesuai dengan keadaan masa dan mengingat pula pergolakan-pergolakan di luar negeri sehabis Perang Dunia 1, ialah nama Hizbul Wathan, yang berarti ‘Golongan Cinta Tanah Air’. Dengan kata sepakat nama itulah yang dipakai untuk mengganti nama Padvinder Muhammadiyah.

Kejadian ini waktunya bertepatan dengan peristiwa akan turunnya dari tahta Paduka Sri Sultan VII di Yogyakarta. Untuk turut menghormat dan akan ikut mengiringkan pindahnya Sri Sultan VII dari Keraton ke Ambarukmo, diadakan persiapan-persiapan dan latihan-latihan. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 1851 atau Januari 1921, barisan HW keluar turut mengiringkan Sri Sultan pindah dari keraton ke Ambarukmo (Jengkar Dalem dalang Ambarukmo). Keluarga HW mendapat penuh perhatian dari khalayak ramai.

Dari saat itulah HW mulai terkenal pada  umum. Hal ini ditambah lagi sesudah beberapa hari kemudian HW berbaris dalam perayaan penobatan Sri Sultan VIII. Perayaan diadakan di alun-alun Lor. HW turut pula dengan mengadakan demonstrasi di muka panggung di mana Sri Sultan VIII dengan para tamu menyaksikannya. HW telah menjadi buah bibir masyarakat. Maka tidak heranlah, kadang-kadang  kalau ada anak Belanda atau Tiongkok berpakaian Padvinder (N.I.P.V) dikatakannya, “lho, itu ada HW Londo atau ada HW Cina” yang sebetulnya yang dimaksud adalah Padvinder N.I.P.V.

Pesatnya kemajuan HW rupanya mendapat perhatian dari pihak N.I.P.V ialah perkumpulan padvinder Hindia Belanda sebagai cabang dari Padvindrij di Negeri Belanda (N.P.V). Pada waktu itu gerakan padvinderij yang dapat pengakuan dari internasional hanyalah yang bergabung dalam N.P.V tersebut.

M. Raneff seorang pemimpin dari N.I.P.V dan yang memegang perwakilan NPV telah datang di Yogya menemui HW dan mengajak supaya HW masuk dalam Organisasi NIPV. Usaha-usaha komisaris N.I.P.V (Raneff) tiada hentinya menarik HW menjadi anggota N.I.P.V sehingga ketika Kongres Muhammadiyah tahun 1926 di Surabaya, dia mengambil inisiatif mengikuti HW dalam Kongres Muhammadiyah dari awal sampai akhir.

Selanjutnya diadakan pertemuan lagi di Yogyakarta oleh Wakil N.I.P.V mengajak HW masuk ke dalam organisasi N.I.P.V. Tetapi HW tetap ingin mempertahankan kedaulatannya tidak dapat menerima tawaran dari M. Raneff tersebut, karena adalah HW bukannya seperti yang biasanya disebut padvinder. HW mempunyai prinsip-prinsip yang sukar diterima oleh Padvinderij karena akan menyalahi prinsip-prinsip sebagai Padvinderij. Adapun ketika ia dikatakan bukan Padvinder, bagi HW tidak akan keberatan. Bagi HW adalah Hizbul Wathan atau tidak terserah yang mau mengatakan.

Demikianlah detik-detik peristiwa lahirnya HW yang bisa kami gali sekedar untuk mencari saat lahirnya Hizbul Wathan ialah tahun 1918. Kepada yang telah membantu dengan mencari keterangan-keterangan yang masih dapat diingat, kami menyampaikan banyak terimakasih, semoga semuanya itu dapat menjadi tauladan bagi angkatan yang mendatang. (afn)

(*Syarbini ini bukan Sarbini, tokoh Muhammadiyah yang juga menjadi tokoh Pramuka yang namanya dijadikan sebagai sebuah gedung balai di Jakarta, red)

Tags: Hizbul WathanHWKiai DahlanSejarah
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Mahasiswa Muhammadiyah Ini Menangi Lomba Cerpen Nasional

Next Post

Lantik Ketua STKIP ‘Aisyiyah Riau, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Sampaikan Tahniah

Baca Juga

Perubahan Radikal dari Fisikal ke Digital, Tantangan Abad Kedua Muhammadiyah
Berita

Memetik Hikmah dari Sejarah Penetapan Tahun Baru Hijriah

27/07/2024
Penulisan Sejarah Muhammadiyah Lokal Harus Terus Digaungkan
Berita

Penulisan Sejarah Muhammadiyah Lokal Harus Terus Digaungkan

26/07/2024
Keberhasilan Pendidikan Muhammadiyah Menjadi Jejak Sejarah yang Penting Bagi Indonesia
Berita

Keberhasilan Pendidikan Muhammadiyah Menjadi Jejak Sejarah yang Penting Bagi Indonesia

18/07/2024
Jemaah Haji Muhammadiyah Sepulang dari Mekkah Diharapkan Teladani Kiai Dahlan
Berita

Jemaah Haji Muhammadiyah Sepulang dari Mekkah Diharapkan Teladani Kiai Dahlan

13/06/2024
Next Post

Lantik Ketua STKIP ‘Aisyiyah Riau, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Sampaikan Tahniah

Bolehkah Menunaikan Salat di Area Kuburan?

Kiai Ahmad Azhar Basyir: Sosok di Balik Tajdid Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mazhab Hukum yang Dianut Muhammadiyah Adalah Mazhab Profetik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.