MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN—Melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu) salurkan RendangMu dan RawonMu kemasan ke Kelompok Gabungan DIfabel Gamping (Gading) pada (23/1) di Sleman.
Wakil Ketua II MPM PP Muhammadiyah, Budi Nugroho menerangkan bahwa kegiatan tasharruf RendangMu dan RawonMu ini adalah bentuk progresifitas Muhammadiyah. Sebab pembagian daging kurban tidak diberikan dalam bentuk daging, yang besar kemungkinan hanya bisa bertahan dalam waktu singkat.
Budi melanjutkan, di masa sulit pandemi covid-19 model penyaluran zakat secara progresif ini sangat membantu masyarakat. Budi juga mengapresiasi langkah-langkah berkemajuan yang dilakukan oleh LazisMu. RendangMu, RawonMu, dan beberapa produk makanan kemasan yang diproduksi LazisMu juga bermanfaat ketika terjadi bencana.
“RendangMu ini adalah wujud kemajuan Muhammadiyah dalam pengelolaan daging kurban, sehingga bisa bermanfaat lebih luas dan lebih lama,” tuturnya.
Selain acara tasharruf RendangMu dan RawonMu, kegiatan ini juga diisi dengan latihan Gamelan Jawa. Peserta dewasa dan anak-anak terlihat semangat dan gembira. Terkait itu, Budi mengatakan bahwa dakwah pemberdayaan yang dilakukan MPM selaras dengan dakwah Muhammadiyah yaitu menggembirakan dan memajukan.
“Dua aspek kegembiraan dan memajukan ini melekat pada setiap dakwah yang dilakukan oleh MPM, dan Majelis, Lembaga, termasuk Ortom (MLO) Muhammadiyah yang lain. Dakwah menggembirakan dan memajukan merupakan identitas Muhammadiyah,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I MPM PP Muhammadiyah, Ahmad Ma’ruf menerangkan, kegiatan latihan Gamelan Jawa bagi anggota difabel ini merupakan usaha menggali minat dan bakat terpendam yang dimiliki difabel. Ia meyakini bahwa, difabel memiliki kemampuan yang belum digali secara maksimal.
Oleh karena itu, seni dan budaya seperti permainan Gamelan Jawa bukan sebagai suatu yang dijauhi oleh Muhammadiyah. Seni dan budaya sebagai media dakwah, supaya konten dakwah lebih mudah diterima di masyarakat yang lebih luas dengan tetap mematuhi rambu-rambu yang dituntunkan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah.
Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menjelaskan, bahwa selain aspek dakwah, latihan Gamelan Jawa ini juga akan memberikan dampak ekonomi bagi anggota difabel. Sebab jika mereka mahir dan memiliki skill dalam memainkan gamelan, mereka akan mempunyai keahlian, dan keahlian tersebut akan dilirik orang.