MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Mendukung ide percepatan pengejawantahan ekonomi sebagai pilar ketiga gerakan Muhammadiyah, pebisnis sukses Soetrisno Bachir menyarankan dirangkulnya kelompok muda, terutama dari kalangan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
Dalam forum Refleksi Akhir Tahun Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah, Jumat (24/12) dirinya menilai Muhammadiyah memiliki banyak kader AMM yang potensial di bidang bisnis.
Para kader ini bisa diasah lebih lanjut di samping Muhammadiyah tetap mengembangkan berbagai program ekonomi di bawah nama organisasi. Apalagi kelompok muda dianggap memiliki kreativitas dan ide-ide inovatif.
“Dulu kita punya Bank Persyarikatan, lalu gagal karena trauma, sehingga kita sekarang apakah melaksanakan gerakan ekonomi secara institusi sehingga memiliki bank, perusahaan, BPR-BPR, itu keputusan Muhammadiyah. Tapi yang penting adalah gerakan kewirausahaan di kader Muhammadiyah ini sudah luar biasa tapi susah diukur secara kuantitatif,” ungkap Soetrisno.
Soetrisno yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat MEK PP Muhammadiyah itu berharap kader-kader AMM yang berjumlah puluhan juta itu ke depan tidak hanya disalurkan ke bidang politik, hukum, dan akademisi saja, tapi juga ada porsi untuk diarahkan ke bidang ekonomi.
Terakhir, Soetrisno menyarankan agar Muhammadiyah mulai bergerak menggarap layanan Crowdfunding Syariah yang saat ini sedang diminati dan memberikan alternatif pemodalan yang lebih mudah bagi pelaku usaha kecil.
“Nah di sinilah saya kira Muhammadiyah tidak perlu bikin Bank Persyarikatan seperti dulu yang besar itu tapi bikin fintech-fintech baru syariah yang ini akan berkembang,” tuturnya.
“Jadi ini akan ada perkembangan-perkembangan baru di dunia ekonomi, dunia bisnis yang ini Muhammadiyah atau MEK itu harus mengantisipasi dan merespon karena begitu cepat perkembangan yang terjadi. Saya optimis Muhammadiyah akan menjadi lokomitif gerakan ekonomi bangsa Indonesia, bukan untuk Muhammadiyah saja,” pungkasnya.