MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Peranan dan hakikat Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menurut Muhadjir Effendy, Menko PMK terkait langsung dengan peranan perempuan sebagai guru pertama bagi anak dalam keluarga, atau al Umm Madrasatul Ula. Bahkan ketika anak masih di dalam kandungan.
Spirit Madrasah Mu’allimat sejalan dengan semangat yang diteladankan oleh pendahulu yang menyebut bahwa, pendidikan kepada anak mulai diberikan sebelum mereka dilahirkan. Artinya pada usia janin, pendidikan sudah harus diberikan. Muhadjir menekankan, peran pendidikan ibu kepada janin akan menentukan karakter janin kelak ketika lahir menjadi manusia dewasa.
Oleh karena itu, amalan dan pantangan yang dijalankan oleh ibu hamil merupakan suatu yang baik bagi tumbuh kembang anak kelak. Ajaran tentang pendidikan 1000 hari awal bagi janin yang dicontohkan oleh pendahulu, kata Muhadjir, adalah bentuk khazanah pengetahuan yang baik untuk dilestarikan di masa sekarang dan akan datang.
Pada Resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah dank ke-103 Madrasah Mu’allimat Yogyakarta pada (29/11) Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengungkapkan bahwa, pendidikan di Mu’allimaat saat ini mengalami metamorphosis. Sebab Mu’allimat kini menyiapkan bukan hanya calon guru perempuan, akan tetapi menyiapkan kader dengan spektrum yang lebih luas.
“Akan tetapi esensi dari Mu’allimat tetap, karena sekolah pertama manusia itu di rumah tangga dan guru utama dari keluarga itu adalah perempuan yaitu ibu rumah tangga,” ungkapnya.
Dalam konteks pembangunan manusia Indonesia kedepan, ibu memiliki peran penting dan strategis. Karena itu ibu maupun calon ibu setidaknya harus dibekali beberapa keahlian, diantaranya yang berkaitan dengan kesehatan rumah tangga, kesehatan reproduksi, struktur gizi sehat, dan sanitasi lingkungan keluarga.
Hal-hal itu diharapkan menjadi keahlian yang dimiliki bagi Santri Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, termasuk pesantren dan sekolah-sekolah perempuan maupun sekolah umum lainnya. Karena melihat realitas sosial yang terjadi di Indonesia sekarang, ibu yang menjadi kepala rumah tangga jumlahnya semakin banyak.
“Bahkan di beberapa daerah jumlah kepala rumah tangga perempuan jauh lebih banyak dibanding kepala rumah tangga laki-laki,” ungkap Muhadjir.
Muhadjir kembali mengingatkan bahwa peranan Mu’allimat sangat strategis, terutama untuk pergerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Dirinya juga percaya ‘Aisyiyah mampu melakukan terobosan-terobosan besar dalam rangka membangun Muhammadiyah dan bangsa kedepan.