MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Dalam mengamalkan teologi Al-Ma’un, rumah sakit milik Persyarikatan harus mengedepankan sikap welas asih dalam pelayanannya.
Demikian pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam milad ke-94 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (4/12).
“Bagaimana orang sakit itu memperoleh perlakuan welas asih. Tentu dokter semua bekerja dengan rasionalitas dan standar yang dimiliki itu kita jalankan, tapi pola komunikasi, cara kita memperlakukan itu harus tetap berdasar pada welas asih,” tuturnya.
Dengan basis Al-Ma’un, maka pelayanan rumah sakit juga tidak boleh melakukan diskriminasi. Haedar lalu mengutip pesan pahlawan nasional Dr. Soetomo saat menjelaskan makna Al-Ma’un yang berbeda dengan etika Darwinisme.
“Al-Ma’un itu yang kuat membela yang lemah, yang lemah menghormati yang kuat. Maka tidak ada kita ini mempertentangkan antara borjuis dengan proletar, antara wong cilik dengan wong gede,” jelas Haedar.
“Termasuk di dunia rumah sakit itu nilai welas asih kita harus lebih besar daripada (nilai welas asih) kita yang biasa di ruang publik. Kenapa? Karena kita urusan dengan orang-orang yang sedang sakit,” ucap Haedar.
“Mohon diingat ketika orang sakit, itu keluarganya ikut sakit. Maka sedikit saja kurang memperoleh pelayanan itu kan responnya begitu rupa. Nah di saat seperti itu, dokter dan perawat harus sabar,” pesannya.
“Kalau ada hal yang harus diedukasi, kadang ada pasien yg sok tahu, ya kita juga harus edukasi dengan baik. Pasien itu membawa keluarga. Nah kalau kita memperlakukan mereka dengan welas asih, itu dakwah kita juga dan nanti menjadi simpatik pada rumah sakit kita, pada Muhammadiyah,” pungkas Haedar.