Minggu, 6 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Berita

Diatas Oligarki, Kekuatan Sipil Bisa Lebih Otoriter Dibanding Militer

by afandi
4 tahun ago
in Berita, Nasional
Reading Time: 3 mins read
A A
Utamakan yang Terpenting dari yang Penting

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Konsep negara sejahtera lebih berpeluang terwujud jika unsur penting seperti Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) terjamin dan terkelola dengan baik.

Bagi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia seperti Indonesia, nampaknya konsep ideal pengelolaan demokrasi belum menemukan rumus yang tepat.

Hal ini nampak pada sering terjadinya perdebatan mengenai kebijakan publik yang dianggap bernafas sekular-liberal dan berbenturan dengan dasar negara yakni Pancasila.

Dalam forum webinar UMY bertajuk Moderasi Indonesia untuk Dunia, Senin (15/11) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memandang jika Indonesia tidak segera menemukan rumus yang tepat, demokrasi bisa beralih menjadi kontraproduktif bagi bangsa Indonesia ke depan.

MateriTerkait

Milad Lazismu ke-23: Komitmen Menebar Manfaat untuk Kesejahteraan Umat dan Semesta

Empat Golongan Manusia dalam Pandangan Rasulullah

Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III

“Dan (demokrasi) ini jadi pesta pora bagi bangsa kita yang sering tidak punya kemampuan mengkonsolidasi pada titik yang moderat dan kita tidak tahu nanti ujung kita mengelola demokrasi ini,” keluhnya.

Proses perdebatan keras Permendikbud 30 adalah contoh terbaru dari kebuntuan demokrasi dan Pancasila. Mengutip pendapat Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt (2018), Haedar Nashir yang juga Guru Besar ilmu Sosiologi UMY itu menyebut bahwa demokrasi sering dibunuh bukan oleh rezim otoriter semata, tetapi oleh masyarakat sipil sendiri.

“Ada hal yang menarik ketika perkembangan demokrasi di dunia itu begitu masif dan luas tapi asumsi kematian demokrasi itu muncul, bahwa kematian demokrasi tidak berada di tangan rezim militer seperti pada era beberapa dekade sebelum ini. Justru kematian demokrasi akan berada di tangan para pemimpin negara yang non-militer tetapi membajak demokrasi,” kata Haedar.

Apakah Pancasila Masih Relevan dengan Demokrasi?

Haedar Nashir lebih lanjut menuturkan bahwa pengerasan masyarakat sipil bukanlah satu-satunya hambatan bagi terbentuknya demokrasi yang ideal bagi negara Pancasila seperti Indonesia.

“Saya pikir jika tidak kita kelola dengan baik, itu akan menjadi problem baru di mana ternyata kekuatan-kekuatan sipil itu tidak kalah otoriternya dengan kekuatan militer ketika dia dibangun di atas oligarki. Oligarki ekonomi, oligarki politik, bahkan saya menambahkan satu istilah oligarki keagamaan di mana ada kelompok-kelompok agama yang merasa paling berkuasa di negara-negara, di tengah agama-agama itu hidup. Ini bisa menjadi proses kematian demokrasi,” ungkapnya.

Bagi Haedar, perdebatan Permendikbud 30 juga menyisakan pertanyaan apakah Indonesia masih berkomitmen untuk mengejawantahkan nilai-nilai batin bangsa Indonesia seperti Pancasila, Agama, dan kebudayaan luhur bangsa dalam perjalanan negara ini ke depan.
Haedar lalu mengutip penjelasan Roy Scranton dalam Learning to Die in Anthropocene bahwa tantangan terbesar zaman ini adalah tantangan filosofis di mana peradaban manusia yang terlalu pragmatis dan instrumental.

“Dan di sinilah sebenarnya orang harus kembali pada ide-ide metafisik yang mungkin sekarang dianggap sebagai hal yang tidak berguna sehingga karena demokrasi, paham hak asasi manusia, dan mungkin juga pemikiran yang sekular dan liberal di atas humanisme sekular yang dibangun sejak abad ke-18 di Eropa, menganggap hal-hal yang metafisik, agama, Pancasila, kebudayaan luhur bangsa itu menjadi sesuatu yang sub-ordinate dari pikiran-pikiran yang ekstrim tentang demokrasi, tentang HAM, dan pemikiran-pemikiran yang orang sebut sebagai post-modernisme yang sebenarnya liberal sekular,” terang Haedar.

“Nah dalam konteks ini maka hati-hati bahwa Indonesia sebenarnya punya problem yang oleh Scranton disebut sebagai persoalan filosofis dan metasifik. Maka dalam rangka proses ini pertama kita perlu sebuah ikthiar,” pungkasnya.

Tags: Haedar NashirPembela Demokrasi dan HAMPerbedatanPermendikbud
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Ciptakan Lingkungan Pesantren yang Ideal, LP2M Gelar Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Next Post

‘Aisyiyah harus Mulai Jalin Kerja Sama Tingkat Internasional

Baca Juga

Banyak Masjid Sepi Setelah Ramadan, Haedar Ajak Kaum Muslimin dan Dai Bermuhasabah
Berita

Selamat Puasa Bermakna

01/03/2025
Muhammadiyah Ormas Bermartabat
Berita

Muhammadiyah Ormas Bermartabat

27/02/2025
Ekonomi Kuat, Kunci Umat Islam dan Bangsa Indonesia Bisa Pengaruhi Geopolitik
Berita

Ekonomi Kuat, Kunci Umat Islam dan Bangsa Indonesia Bisa Pengaruhi Geopolitik

26/02/2025
Haedar Nashir: Akademisi Harus Berjuang untuk Umat dan Bangsa
Berita

Haedar Nashir: Akademisi Harus Berjuang untuk Umat dan Bangsa

25/02/2025
Next Post

‘Aisyiyah harus Mulai Jalin Kerja Sama Tingkat Internasional

Abdul Mu’ti: Aspek Ruhaniah Tidak Boleh Dihapus dari Pendidikan Nasional

Kenalkan Wasathiyah di Dunia Internasional, Indonesia dan Muhammadiyah Harus Berposisi Aktif

Raih Satu Poin, HWFC Imbang Lawan PSCS Cilacap

Raih Satu Poin, HWFC Imbang Lawan PSCS Cilacap

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.