MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Ikhtiar memajukan kaum perempuan oleh ‘Aisyiyah di antaranya terwujud dalam Suara ‘Aisyiyah. Dalam acara Milad Suara ‘Aisyiyah ke-95 tahun, yang diselenggarakan secara daring pada, Sabtu (30/10), Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini juga menyampaikan selamat atas Milad ke-95 Tahun Suara ‘Aisyiyah.
Noordjanah menegaskan bahwa Majalah Suara ‘Aisyiyah relevan dengan usaha yang dilakukan untuk meluaskan dakwah memajukan kaum perempuan.
Ia juga mengapresiasi atas diperolehnya penghargaan Rekor Muri oleh Majalah Suara ‘Aisyiyah sebagai majalah perempuan tertua yang tetap eksis. Hal ini menjadi satu di antara banyak bukti pengabdian Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Serta menjadi bukti gerak, langkah, dan pengkhidmatan Suara ‘Aisyiyah bagi dakwah Islam.
“Majalah ini memang majalah yang bersejarah, majalah yang bersejarah membawa kepentingan perjuangan, tidak semata-mata perjuangan ‘Aisyiyah – Muhammadiyah,” sambungnya.
Mengutip James L. Peacock, Noordjanah menyebut, bahwa ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam terbesar di dunia sehingga keberadaannya banyak mengakomodir kepentingan Islam secara luas. Kebesaran ‘Aisyiyah bukan semata dari segi kuantitas, akan tetapi juga dari banyak segi dan lini garap yang begitu luas sejak tahun 1917, yang embrionya sejak tahun 1914.
Di saat sekarang, menyebut organisasinya sebagai yang terbesar menjadi gaya aktivis maupun politikus untuk mendongkrak popularitas. Oleh karena itu, Noordjanah enggan menyebut ‘Aisyiyah sebagai yang terbesar, akan tetapi yang disampaikan di atas merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Bukan ingin membesar-besarkan seperti yang sekarang sedang terjadi, tidak. Karena bukan watak Persyarikatan Muhammadiyah, bukan watak ‘Aisyiyah yang sifatnya mengunggulkan tapi tidak dalam kenyataan. Tetapi ini sebuah realitas dan kita mensyukuri,” ucapnya.
“Jangan salah diartikan bahwa kebesaran ‘Aisyiyah yang saya sampaikan itu membesar-besarkan dirinya tanpa sebuah kenyataan. Tetapi itu memang bagian dari realitas kehadiran ‘Aisyiyah yang nyata pada kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” imbuhnya.
Oleh karena itu, kehadiran Suara ‘Aisyiyah merupakan bagian ikhtiar dakwah ‘Aisyiyah untuk menjangkau cita-cita besar tersebut. Pada usia yang ke-95 tahun, Suara ‘Aisyiyah terus berkelanjutan mengemban misi dakwah, maupun misi meluaskan pemahaman nilai-nilai Islam moderat yang berkemajuan untuk menyebarkan Islam Rahmat bagi seluruh alam.
“Sehingga Suara ‘Aisyiyah ini menyuarakan apa yang menjadi misi, apa yang menjadi langkah strategi, tindak lanjut, dan hal-hal yang menjadi agenda dari persyarikatan,” ucapnya.