MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Kamis (23/9) menerima silaturahmi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Hadir menemui langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir didampingi jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Peran organisasi masyarakat (ormas) dan partai politik dalam membangun negara menjadi pilar penting dan memiliki peran yang berbeda namun menjadi satu kesatuan untuk bangsa dan negara.
“Jika sinergitas antara ormas dan parpol dengan perannya masing-masing dapat terus terjaga, maka Indonesia bisa mewujudkan cita-citanya seperti harapan para pendiri bangsa yakni menjadikan negara yang makmur, adil, dan sejahtera,” jelas Haedar.
Dalam pertemuan tersebut Haedar juga mengungkapkan bahwa bangsa ini banyak tantangan dan masalah baik dari dalam maupun dari luar. Pertama terkait dengan kesenjangan sosial yang memerlukan peran parpol dan DPR dalam memecahkannya.
Kedua, masalah ancaman perpecahan antarkomponen bangsa. Ketiga, masalah kedaulatan negara. Keempat, terkait dengan masalah amandemen yang tidak mendesak dan tidak ada jaminan apa yang mau diamandemen.
“Di luar persatuan dan kemajuan, potensi yang dimiliki bangsa ini hebat-hebat, tetapi secara koletif dan sistem harus memacu diri agar Indonesia menjadi negara yang maju,” jelas Haedar.
Haedar juga memaparkan tantangan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara tentu selalu ada. Namun Indonesia, akan bisa menghadapi tantangan itu.
“Soalnya, Indonesia punya modal politik, budaya, rohani, dan sosial. Nantinya, Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar. Untuk mewujudkannya, perlu kekuatan yang bisa menjadi penyeimbang pemerintah,” tutur Haedar.
Haedar juga menyampaikan bahwa kondisi kehidupan kebangsaan masih ada di dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tetapi disatu sisi juga menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi dimana ada politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik dan nir etika.
PP Muhammadiyah juga berpesan agar DPP Gerindra dan semua elit politik menjadikan Pancasila sebagai political behaviour, menjadi pola perilaku politik yang didasarkan pada nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.