MUHAMMADIYAH.ID, BANGKA BELITUNG – Islam mengajarkan setiap muslim untuk gigih dan tangguh dalam menjalani hidup. Banyak ayat suci Alquran memaktubkan ajaran tersebut.
Bagi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, sifat militan itu juga diharapkan menjadi ciri dari para anggota, pengurus dan kader Muhammadiyah.
“Militansi atau militan itu artinya tangguh, atau ketangguhan kita berjuang. Jadi kalau orang Muhammadiyah militan artinya tangguh. Tangguh terhadap setiap kesulitan, tangguh menghadapi masalah, tangguh menghadapi musibah termasuk pandemi Covid-19, tangguh dalam usaha yang ingin kita wujudkan di bidang masing-masing secara keseluruhan, juga tangguh di dalam menampilkan diri kita sebagai uswah hasanah,” jelas Haedar.
Dalam forum Upgrading PWM Bangka Belitung, Sabtu (25/9) Haedar menerangkan bahwa Alquran menyuruh umat muslim untuk bersikap tangguh. Salah satunya seperti dalam Surat At-Taubah ayat 41 dan Al-Hasyr ayat 18.
Militansi atau ketangguhan muslim itu menurutnya merupakan salah satu sikap ketakwaan dalam makna dinamis. Yakni mempersiapkan kemungkinan di hari masa depan sekaligus menabung amal saleh untuk kehidupan akhirat.
“Nah maka dalam kaitan ini ketika kita bicara tentang militansi dan sinergi itu harus tetap berada di dalam fondasi, cita-cita, dan idealitas mewujudkan risalah Islam itu,” terangnya. Selain dua ayat di atas, militansi tutur Haedar juga disiratkan dalam Surat Al-Anfal ayat 24.
“Jadi harus bersegera memenuhi panggilan Allah termasuk panggilan dakwah yang membuat kita ini dinamis dalam hidup. Tahu apa yang harus kita lakukan, tahu makna dan tujuan dari apa yang kita lakukan,” ucapnya.
“Maka yang diperlukan adalah membangun kesadaran yang tertanam di jiwa kita. Jadi militansi itu kalau teorinya bisa saya terangkan dari A sampai Z. Tapi bisa nggak ambil kerasnya untuk membangun kesadaran dan ketangguhan kita dalam berjuang di Muhammadiyah? Di manapun kita berada baik pimpinan maupun di amal usaha. Nah itu yang harus kita ambil,” pungkasnya.