MUHAMMADIYAH.OR.ID, BATANG — Secara umum orang Islam diperintahkan untuk ramah dan lemah-lembut, akan tetapi juga tidak boleh mengesampingkan tegas dan lugas. Menurut Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad, tapi pada realitanya muslim cenderung menampilkan sikap marah-marah.
Menyinggung terkait dengan sikap dakwah yang dilakukan dengan keras, padalah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang lebih sering menunjukkan sikap ramah dan lemah-lembut kepada audien atau mad’unya. Namun demikian,retorika Nabi Muhammad begitu lugas sehingga mampu menguggah pendengarnya. Oleh karena itu Jamaluddin Ahmad menyarankan kepada Cabang dan Ranting Muhammadiyah mengadakan pelatihan tabligh dengan serius.
Dalam Pengajian Ahad Pagi yang diadakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Limpung, Batang pada Ahad (19/9) Jamaluddin menerangkan, pelatihan tabligh tersebut sebagai usaha untuk melahirkan mubaligh yang mampu menampilkan Islam rahmatan lil alamiin. Dalam berdakwah menurutnya, harus ekspresif dan diantara ekspresi yang menampilkan lemah-lembut adalah senyuman.
Sebab, sambung Jamaluddin, salah satu tanda keberislaman muslim itu tercermin di wajahnya. Mengutip salah satu hadis, bahwa di antara tanda keberislaman muslim adalah tanda hitam di dahi, namun secara esensi yang dimaksud bukanlah hanya tanda yang terlihat secara dhahir/fisik, melainkan juga tercermin dalam ucapan, sikap dan perbuatannya.
“Menampakkan kepribadian Islam itu dengan akhlaknya. Dengan melaksanakan salat itu menampakkan akhlaknya yang mulia. Dan yang paling mudah dikenali sebagai akhlak yang mulia adalah wajah yang murah senyum dan sumringah,” ungkapnya.
Merujuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah tahun 1914, Jamaluddin menyebut bahwa, maksud dan tujuan Muhammadiyah selain menegakkan dan menjunjung tinggi perintah Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya, Muhammadiyah juga ingin mengembirakan dan memajukan pengajaran (metode dakwah) Islam.
Hal itu jika ditafsirkan maka, usaha memajukan umat Islam yang dilakukan oleh Muhammadiyah melalui metode dakwah yang membahagiakan, bukan dengan marah-marah. Sebab urusan orang Islam bukan hanya tentang ibadah khusus, tapi juga termasuk mengurusi aspek sosial. Jamaluddin menegaskan, bahwa umat Islam juga memiliki irisan dan urusan dengan kemajuan teknologi informasi dan lain-lain.