MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq Mughni menilai jejak toleransi, moderasi, dan prinsip beragama Muhammadiyah menghadirkan Islam yang rahmat untuk seluruh alam terdokumentasi secara runut dan jelas lewat dokumen resmi dan kiprah organisasi.
Karena itu, Syafiq mengajak warga Persyarikatan untuk lebih percaya diri mempromosikan sikap dan kiprah Muhammadiyah kepada masyarakat luas yang belum mengenal Muhammadiyah.
“Muhammadiyah telah mengembangkan pikiran-pikiran yang dalam dokumen-dokumen dari awal sampai sekarang ada benang merah yang bisa kita tangkap tentang hubungan antar umat beragama,” tuturnya dalam forum webinar internasional Leimena Institute, Sabtu (28/8).
Syafiq menyebut dokumen organisasi seperti Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Ideologi Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah dan berbagai macam pernyataan Persyarikatan hingga rumusan Tanwir dan Muktamar telah memberikan pedoman hidup ala Muhammadiyah yang moderat, toleran, inklusif, bersahabat dan konstruktif dengan siapapun.
“Ini saya kira dokumen-dokumen penting yang perlu dieksplorasi lebih luas dan dalam supaya kita bisa menghayati setiap tarik nafas, denyut nadi Muhammadiyah terutama dalam persoalan-persoalan pemikiran yang sudah jadi karakteristik Muhammadiyah,” tegasnya.
Tak Cukup Perkataan, Harus Ada Perbuatan
Syafiq lebih lanjut menuturkan bahwa dokumen-dokumen di atas tidak hanya berhenti sebagai tulisan, tetapi menjai pedoman bergerak Muhammadiyah yang terimplementasi lewat pengabdian dan pelayanan terhadap umat dan bangsa.
“Muhammadiyah tidak terbatas pada teks-teks dokumen-dokumen itu tapi juga aksi yang sesungguhnya telah dilakukan. Bagaimana teologi Al-Ma’un memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan, kaum lemah dan miskin telah dilakukan tanpa melihat siapa yang harus ditolong. Dan Muhammadiyah sangat terlibat dalam humanitarian action, bahkan menjadi salah satu penggerak humantiarian group kelompok-kelompok agama untuk berpartisipasi,” jelasnya.
“Muhammadiyah juga terlibat dalam resolusi konflik internasional. Misalnya antara pemerintah Filipina dan bangsa Moro yang telah terlibat (konflik) selama 40 tahun, sampai pada akhirnya tandantangan damai. Muhammadiyah sangat berperan di sana, menjadi anggota International Contact Group dan itu menjadi salah satu contoh saja dari apa yang telah dikakukan Muhammadiyah,” imbuhnya.
“Muhammadiyah telah ikut melakukan berbagai pertolongan, resolusi konflik dan lain sebagainya bukan hanya di Asean, tapi juga di tempat lain, ini saya kira merupakan pelajaran yang sangat penting. Dan Muhammadiyah secara internal perlu menjadikan ini sebagai aset pengalaman yang sangat berharga dan ke depan memberikan peran yang lebih kuat lagi untuk mewujudkan kehidupan yang harmoni antar seluruh umat beragama,” pesannya.