MUHAMMADIYAH.OR.ID, SEMARANG — Al Qur’an adalah wahyu, namun huruf dan seni bacaannya adalah budaya. Tapi seringnya umat muslim, termasuk warga Muhammadiyah mendekati Al Qur’an dari sisi wahyunya dan jarang mendekatinya dari sisi budayanya.
Demikian disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir pada Rabu (4/8) dalam Pengajian Milad Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) ke 22 yang digelar secara daring.
Pada kesempatan ini, Tafsir mendorong anak-anak muda dan para kader Muhammadiyah untuk mencintai Al Qur’an dengan segala aspeknya. Sehingga Al Qur’an bukan hanya sebagai kitab bacaan dan hafalan, tapi juga sebagai sumber inspirasi dan keteduhan bagi jiwa.
Da’i Muhammadiyah yang dikenal humble ini juga mengucap syukur, bukan hanya atas usia Unimus yang sudah mencapai 22 tahun, tapi di waktu yang sama di tempat yang berbeda sedang berlangsung Penyerahan SK ijin operasional Universitas Muhammadiyah Gombong, Kebumen.
“Kita tambah satu universitas, sehingga di Jawa Tengah ada Sembilan universitas Muhammadiyah dan insyaallah tidak lama lagi akan ada 10 universitas Muhammadiyah. Tinggal nunggu SK Universitas Muhammadiyah Klaten,” ungkap Tafsir.
Universitas Muhammadiyah Klaten merupakan hasil merger antara Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Klaten dengan Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten. Tafsir melanjutkan, selain SK UM Gombong, dihari yang sama juga ada Penyerahan SK ijin operasional Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga.
Unimus di mata Tafsir adalah fenomena menarik, di usianya yang relatif muda, Unimus mampu bersaing dengan universitas-universitas Muhammadiyah yang lain, bahkan dengan universitas yang usianya lebih tua.
Penyematan Unimus sebagai bayi ajaib oleh Tafsir tidak terlalu berlebihan, karena jika ditinjau memakai perspektif Al Qur’an, usia dewasa adalah diatas 40 tahun. meski usianya mudah, namun dinamika dan capaian yang berhasil diraih oleh Unimus patut dibanggakan.