MUHAMMADIYAH.OR.ID, TANJUNG SELOR—Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya Sungkono, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Utara. Haedar berharap segenap keluarga yang ditinggalkan senantiasa sabar dan ikhlas atas kepergian almarhum.
“Kami percaya bahwa bu Iin (istri alm. Sungkono) dan seluruh keluarga besar Muhammadiyah Kalimantan Utara, dan kita semua merasa kehilangan lebih-lebih dalam suasana duka pandemi Covid-19. Tetapi kami percaya bahwa keikhlasan dan kesabaran dari Ibu Iin dan anak-anak menjadi benteng yang kokoh untuk melepas kepergian almarhum Sungkono,” tutur Haedar dalam acara Ta’ziah Virtual Alm. Sungkono pada Ahad (29/08).
Haedar mengungkapkan bahwa satu-satunya kepastian di masa depan hanyalah kematian. Ketentuan tersebut merupakan hak istimewa Allah dan secara alamiah merupakan hukum alam. Setiap yang bernyawa pasti meninggal (QS. Ali Imran: 158) dan apabila kematian itu telah datang, manusia tidak bisa meminta untuk menunda atau mempercepatnya (QS. Al-A’raf: 34).
“Meninggal itu selalu ada banyak wasilah, baik sakit maupun tidak. Tetapi, ketentuan ajal ada di tangan Allah, maka innalillahi wa inna ilaihi raji’un, dari Allah kita berasal dan kepada-Nya kita kembali,” kata Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 63 tahun silam ini.Kekuatan iman dan tawakal akan memberikan dorongan ruhani untuk terus tabah menerima setiap takdir yang Allah Swt berikan. Haedar berharap garis keturunan alm. Sungkono yang saat ini menimba ilmu di lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat terus memelihara nilai-nilai kebaikan almarhum dan turut mendoakannya.
Sebab, dalam hadis Nabi Saw disebutkan bahwa saat manusia meninggal dunia, maka akan terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: amal jariyah, ilmu bermanfaat, dan doa anak yang saleh.