MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Puncak bonus demografi di tahun 2021, jadi harusnya Indonesia menjadi negara yang produktif dan membangun solidaritas. Kelompok muda dan milenial mulai enggaged dengan solidaritas ini, bukan hanya menyediakan platform digital kebajikan tetapi juga memiliki partisipasi yang kuat.
Hal tersebut disampaikan Hilman Latief saat menyoroti suatu fenomena yang terjadi beberapa bulan terakhir tatkala kasus pandemi kembali memuncak dan penyebaran informasi yang tidak terkendali.
“Diskusi tentang solidaritas dan keagamaan sudah mulai dikerjasamakan dengan lintas agama dan ditransformasikan kelompok generasi baru. Seperti mengekspresikan solidaritas dengan digital friendly,“ ujar Ketua Lazismu Ini, pada Serial diskusi kemerdekaan yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom dan juga dapat disaksikan via kanal YouTube, JIB Post (15/8).
Konsep solidaritas harus didefinisikan ulang, lanjutnya, dengan memasuki media sosial atau dunia digital. Misalnya kedepan organisasi keagamaan maupun lintas agama mampu meramu konsep solidaritas, volunterisme, partnership, togethernes dengan melibatkan kelombok baru dan nilai nilai keagamaan.
Dalam seri yang kedua ini, JIB mengangkat tajuk Merdeka dari Pandemi: Merekatkan Bangsa dan Menumbuhkan Solidaritas Berkaca dari Pengalaman Ormas Lintas Agama” dipandu oleh Titi Anggraini dari JIB.
Adapun para panelis yang hadir, yakni Greg Soetomo SJ (Rohaniwan Katolik), Pdt. Jacky Manuputy (Sekum PGI), Hilman Latief (Ketua Lazismu), Syafiq Hasyim (Dosen UIII), Kevin Wu (Ketum Dharmapala Nusantara FABB), dan Js. Kristan (Rohaniwan Khonghucu).