MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Program internasionalisasi Muhammadiyah sejatinya adalah usaha membumikan Islam sebagai agama peradaban. Karenanya, Muhammadiyah tidak bisa melakukan sendirian tanpa kerjasama berbagai pihak.
Dalam konteks tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mendorong seluruh anggota Persyarikatan mengambil peran aktif guna memajukan dakwah dan langkah Muhammadiyah.
“Di Muhammadiyah tidak boleh ada orang yang menjadi pengamat, tidak boleh ada orang yang menjadi penonton, apalagi sekadar menjadi pengkritik. Kritik perlu tetapi karena kita adalah pelaku dari perubahan dan kemajuan Muhammadiyah, dan kita menjadi bagian dari aktor-aktor yang menentukan hitam dan putihnya perjalanan Muhammadiyah, maka setiap orang harus berbuat dan memberi kontribusi jika kita ingin Muhammadiyah maju baik di tingkat lokal, nasional, regional, sampai ke tingkat global,” pesannya.
Secara daring, Sabtu (21/8) Haedar mengingatkan bahwa program internasionalisasi Muhammadiyah adalah usaha mewujudkan Risalah Nabi Muhammad menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Pendirian cabang istimewa di 27 negara, pendirian lembaga pendidikan usia dini di Mesir, pendidikan dasar dan menengah di Australia, universitas di Malaysia hingga kerja-kerja kemanusiaan di Palestina, Rohingya dan Filipina menurut Haedar membutuhkan kontribusi aktif semua elemen Persyarikatan.
“Kita jarang untuk beretorika. Kita jarang untuk berpropaganda, bahkan kita jarang untuk selalu berpikir dan bertindak secara mercusuar. Semua kita lakukan bahwa membangun peradaban tidak sekali jadi, tapi lewat perjalanan yang panjang,” pesannya.
Dengan keterlibatan aktif dan konstruktif para kader dan anggota Persyarikatan, Haedar yakin Muhammadiyah suatu saat akan berhasil menghadirkan kembali peran Islam dalam peradaban yang diperhitungkan oleh dunia.
“Kita, seluruh elit, kader dan warga Muhammadiyah selain optimis juga harus memiliki kemampuan, visi ke depan dan kesungguhan. Orientasi membangun, orientasi kita membangun pusat keunggulan dan orientasi kita mewujudkan bergerak secara modern adalah pilihan gerakan Muhammadiyah dan karakter Muhammadiyah,” kata Haedar.
“Mudah-mudahan program internasionalisasi Muhammadiyah tanpa menjadi mercusuar, tapi justru membumi, menjadi program yang membawa pencerahan, pencerdasan dan kemajuan hubungan Muhammadiyah dengan bangsa-bangsa sedunia untuk merajut peradaban yang utama,” tutupnya.