Minggu, 27 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Renungan Idul Fitri, Kembali Pada Islam yang Ekologis

by Redaksi Muhammadiyah
4 tahun ago
in Artikel, Lingkungan dan Kebencanaan
Reading Time: 5 mins read
A A

Oleh. MS. Anwar Sandiah

Bagi setiap mukmin, alam adalah tanda keagungan ilahiyah. Di balik keserasian, keseimbangan dan keteraturan alam semesta, terdapat rahasia penciptaan. Dari sanalah, setiap manusia diminta merenungkan hakikat keberadaannya. Untuk apa manusia hadir di muka bumi. Apa tanggungjawab mereka. Dan mengapa mereka dijanjikan kemuliaan khusus di antara sekian banyak makhluk. Serta kenapa Allah berulang kali dalam Al-Qur’an menyuruh manusia mengambil petunjuk kehidupan dari simbol-simbol alam.

Seorang aktivis lingkungan muslim di Amerika Serikat, penulis buku Green Deen bernamaIbrahim Abdul-Matin mengatakan tauhid adalah prinsip kesatuan manusia dengan ekosistem. Manusia adalah bagian dari rangkaian kehidupan. Manusia bukan penguasa, dan tidak akan pernah menjadi tuhan. Maka ketika Fir’aun mendeklarasikan dirinya sebagai penguasa jagat bumi, ia disebut telah “melampaui batas.” Jelas bahwa penegasan diri yang salah kaprah seperti itu bertentangan dengan nilai ekosentrisme yang ada dalam ajaran tauhid Islam. Dan siapa pun yang mendaku demikian disebut telah tertutup hati, pendengaran dan penglihatannya atas kebenaran.

***

MateriTerkait

Status Nasab dan Tanggung Jawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Menikah dan Kemudian Bercerai

Khutbah Jumat: Larangan Berbangga Diri dengan Dosa

Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

Ramadan tahun ini sungguh penuh ibrah. Manusia dihadapkan pada dua pintu hikmah yang penting. Pertama adalah bahwa kiamat iklim bukanlah suatu halusinasi dan delusi. Karena tepat Ramadan tahun lalu, kita mengalami peningkatan suhu bumi sebesar satu derajat. Kedua adalah wabah penyakit, bencana dan ancaman krisis pangan. Dua kejadian itu tidak terpisah. Saling berhubungan. Kiamat iklim ditandai dengan suhu ekstrim bumi dan pergeseran tabiat reaksi ekosistem. Musim panas jadi musim hujan. Musim kemarau jadi musim banjir. Kita tiap hari menghirup polusi kimia. Kita tiap hari memakan partikel plastik.

Bersamaan dengan itu, ketersediaan pangan dan air bersih sudah masuk tahap gawat darurat. Ada atau tidaknya wabah coronavirus, masalah kesehatan global kita berada di ujung tanduk. Kematian akibat busung lapar, keracunan, dan pencemaran lingkungan. Virus seperti Covid-19 hanya memberitahu kita bahwa manusia bukan apa-apa.

Dua ibrah besar yang kita hadapi itu memunculkan pertanyaan. Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan tuntunan Islam? Bukankah dalam Islam pokok utama kewajiban manusia adalah mencegah kerusakan bumi? Bukankah Nabi Muhammad Saw mencontohkan tata cara hidup yang memuliakan lingkungan? Sudah lupakah kita, umat Islam, pengikut Nabi Muhammad? Telah jauhkah kita meninggalkan ajaran-ajaran penting Islam untuk menjaga keseimbangan ekosistem? Padahal inilah yang telah diperingatkan Allah dalam surat al-Azhab ayat 72 yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat pada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”

Islam adalah amanat Allah kepada Manusia. Suatu prinsip dan tata cara hidup yang menegaskan peran manusia sebagai khalifah. Khususnya bagi orang-orang yang dengan penuh keimanan telah berkata bahwa “sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah.” Syahadat yang telah diucapkan kaum beriman adalah janji dan komitmen. Maka sebagai janji, sudah patutlah kita dengan sekuat tenaga, bersungguh-sungguh dan tekun menunaikan janji itu. Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk menyembah pada-Nya.

***

Alam menampakkan kerapihan, ketelitian dan kombinasi hukum alam yang sebagian besarnya belum bisa kita jelaskan. Alam diciptakan Allah SWT memiliki kekuatan dan daya keseimbangan nan rapih. Menampakkan proses penciptaan yang sangat teliti. Memperlihatkan kepengaturan sehingga sungguh tak mungkin terjadi kesalahan sekecil apa pun dalam proses putaran sesuai fungsi ditetapkan. Lihatlah tinggi langit. Memiliki konstruksi amat canggih tak mudah runtuh hancur berantakan.

Ini bukti sebuah keseimbangan ciptaan dari sang Maha Teliti. Hitungan yang terukur dan walau berganti siang dan malam tak ada mempengaruhi sedikit pun berubah kedudukan langit bergeser kecuali sesuai ketentuan telah ditentukan. Bangunan langit seakan mengajak fikir dan dzikir manusia untuk menelaah ayat-ayat kauniyah lebih cerdas lagi untuk mengukuhkan tanggungjawabnya merawat bumi secara istiqomah.

Jika manusia mau sadar menggunakan nalar yang bersih dan suci, betapa tak terhingga jumlah bintang di langit. Apabila tak memiliki keseimbangan yang tertata dan terukur maka sudah pasti tak seindah yang biasa kita nikmati. Malam kilau bintang menghias langit.

Naudzubillah, keindahan itu tiba-tiba berubah keseimbangan, saat terjadi tabrakan antara bintang mengguncang dahsat seisi alam semesta, tentu manusia menyaksikan penuh ketakutan tanpa ada pertolongan, harus kemana berlari mencari perlindungan? Dzikrullah sebelum semua itu terjadi.

***

Mari kita pergunakan fikir. Betapa dahsatnya keseimbangan alam. Sinar matahari turun ke bumi tertata dan terukur kadar terik panaanya. Kalaulah bukan karena ada keseimbangan tertata dan terukur tentu panas matahari menjadi liar dan tak hitung detik terjadi kebakaran dahsat menyeluruh dan meratakan bumi dihuni mahluk manusia tak pilah mana yang kufur dan taqwa. Sekali lagi kemana lari mencari perlindungan?

Kisah berlanjut bila bumi tak memiliki keseimbangan tertata dan terukur memikul milyaran beban bangunan pencakar langit dengan konstruksi beton baja. Belum lagi jutaan pohon tumbuh membebani daya pikul bumi, maka tak perlu menunggu waktu hitungan sepuluh jari tangan manusia akan terjadi kegoncangan. Tanah runtuh bersama bangunan seluruhnya masuk ke dalam tanah sebagaimana kisah Qorun bersama harta kekayaannya terperosok ke perut bumi.

***

Mari genggam rahmat Allah atas nikmat air asin dan air tawar. Yang tertata dan terukur kadarnya masing-masing. Sehingga tidak terjadi pencampuran kedua jenis air ini. Dan keduanya sungguh istiqomah jalani fungsi takdir sebagai bentuk ketaatan kepada yang menciptakan mereka. Dinukilkan dalam firman Allah: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi” (QS. 25: 53). Itulah Fenomena alam (air asin dan air tawar) yang bisa disaksikan di selat Gibraltar.

Menikmati bulan purnama di lima belas malam Ramadan adalah bentuk proses keseimbangan terukur dan tertata rapih, mestinya jadi perenungan manusia kembali bersyukur atas nikmat keindahan alam dihiasi bulan purnama. Bagaimana bila tiba-tiba bulan purnama hilang dari peredarannya? Tentu suasana menjadi gelap gulita. Di saat yang sama terjadi ledakan dahsyat mengerikan bagi manusia di atas langit. Pupus sudah tak terulang lagi suasana khidmat pada bulan purnama. Masihkah ada peluang manusia melihat keindahan itu?

Sudah berulang peringatan datang dari bumi untuk umat manusia. Betapa ngeri jika tidak ada keseimbagan tertata apik antara kepentingan tanah, air dan tumbuhan. Hujan tak kan lagi turun dari langit, akan terjadi kekeringan, pertanda air di perut bumi kehabisan dan hijau dedaunan pohon mengering, tak lagi produksi oksigen (O2). Saat itu barulah manusia sadar bahwa tumbuhan, air dan tanah amat sangat berguna bagi hidup manusia. Tapi semua sudah terlambat tinggal menunggu jemputan maut. Itulah kelalaian, kezaliman dan kebodohan manusia yang serakah merusak bumi dan segala isinya.

*Penulis adalah mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Utara.

Editor: Fauzan AS

Tags: ekologiheadline
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Edaran PP Muhammadiyah Tentang Tuntunan Idulfitri 1442 H dalam Kondisi Pandemi Covid-19

Next Post

Muslim yang Bertakwa, Perilakunya Menghadirkan Kesejukan

Baca Juga

Haedar Nashir Terima Penghargaan Bintang LVRI, Serukan Komitmen dan Nilai Keindonesiaan bagi Generasi Muda
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Bintang LVRI, Serukan Komitmen dan Nilai Keindonesiaan bagi Generasi Muda

10/07/2025
Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Next Post

Muslim yang Bertakwa, Perilakunya Menghadirkan Kesejukan

Miliki 14 Jenis Bencana Alam Ditambah Jenis Bencana Lain, Masyarakat Indonesia Harus Tangguh

Muhammadiyah Ajak Seluruh Elit Bangsa Tunjukkan Keteladanan, Sejalankan Kata dengan Tindakan

BERITA POPULER

  • Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Status Nasab dan Tanggungjawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Tidak Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pesan Haedar Nashir untuk KOKAM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenhut RI dan Muhammadiyah Sinergikan Riset dan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Bakal Mendirikan Universitas di Provinsi Papua Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.