MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Terdapat dua pendapat umum tentang jumlah rakaat dalam salat tarawih. Pertama, 20 rakaat, ditambah dengan tiga rakaat salat witir dengan demikian secara total 23 rakaat. Kedua, 8 rakaat, dan secara total salat malam yang dikerjakan adalah 11 rakaat ditambah dengan tiga rakaat salat witir. Kedua pendapat itu sama-sama memiliki dalil.
Menurut Syamsul Anwar, hadis yang menerangkan 23 jumlah rakaat salat tarawih mengutip hadis dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan al Baihaqi, dan Ibnu Abi Syaibah. Akan tetapi mayoritas ulama hadis menilai hadis tersebut statusnya dhaif alias lemah. Bahkan beberapa ulama menempatkannya sebagai hadis mungkar.
“Hadis mungkar itu hadis yang bertentangan dengan hadis sahih. Jadi bukan hanya kualitasnya lemah tetapi juga bertentangan dengan hadis yang lebih valid. Terus hadis apa yang sahih kalau begitu? Hadis yang sahih mengenai rakaat tarawih ialah hadis dari Aisyah,” terang Syamsul Anwar dalam kajian Santri Cendekia Forum pada Jumat (03/04).
Hadis yang tepat mengenai jumlah rakaat salat tarawih, kata Syamsul, adalah hadis dari Aisyah adhiyallahu ‘anha yang diriwayatkan dua guru besar hadis yaitu Bukhari dan Muslim. Dalam hadis tersebut seorang sahabat bernama Abu Salamah Ibn Abd ar-Rahman bertanya kepada Aisyah tentang salat Rasulullah di bulan Ramadan.
Lalu Aisyah menjawab: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan salat sunnat (tathawwu‘) di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya, kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi tiga rakaat.”
Berdasarkan hadis Aisyah di atas, jumlah rakaat salat tarawih yang dilakukan Rasulullah Saw adalah 11 rakaat dengan witirnya, dikerjakan empat rakaat lalu salam tanpa tahiyyat awal, kemudian empat rakaat lalu salam, dan ditutup dengan salat witir tiga rakaat lalu salam.
Syamsul kemudian mengomentari ulama yang berpendapat bahwa hadis dari Aisyah di atas bukanlah hadis tentang salat tarawih melainkan salat witir. Padahal, menurut Syamsul, dalam redaksi hadis Aisyah itu sudah jelas bahwa seorang sahabat menanyakan tentang salat Rasul di bulan Ramadan, maksudnya adalah salat tarawih. Selain itu, hadis Aisyah juga ditempatkan di dalam kumpulan hadis-hadis tentang salat tawarih, bukan di salat witir.
“Karena itu jumlah salat tarawih yang dikerjakan Nabi itu adalah 11 rakaat dengan witirnya,” tegas Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini.
selengkapnya bisa disaksikan melalui youtube https://youtu.be/9UKnMviXHmo