Jumat, 4 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Kesaksian di Friedensaal

by adam
4 tahun ago
in Artikel, Opini
Reading Time: 6 mins read
A A

Oleh: Prof Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah)

Münster. Inilah kota tua di kawasan utara negara bagian Noredhein-Westfalen, Jerman. Saat itu musim dingin. Perjalanan darat dari Den Haag Belanda sekitar sembilan jam agak melelahkan. Begitu sampai di kota “biara” (Monasterium) dengan ragam budaya warisan Kekaisaran Romawi ini, penat hilang seketika. Ada aura damai di kota ini.

Ternyata, Münster yang berwajah klasik nan damai ini menyimpan jejak sejarah kelam. Kota ini menjadi arena terjadinya pemberontakan Anabaptis selama Reformasi Protestan. Di kota ini 24 Oktober 1648 ditandatangani Perjanjian Westfalen  antara Kaisar Romawi Suci Ferdinand III, para pangeran Jerman, serta perwakilan negeri Belanda, Prancis, dan Swedia. Mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun antara Katholik dan Protestan yang dahsyat, serta penjajahan 80 tahun Spanyol atas Belanda.

Di tengah Balai Kota, berdiri kokoh sebuah bangunan tua, Friedensaal. Dikenal sebagai The Peace Hall, Aula Perdamaian. Friedenssaal yang bergaya gotik Münster dengan panel kayu era Renaisans yang khas ini awalnya berfungsi sebagai ruang Dewan. Terdapat pula galeri foto, dengan gambar para Duta Besarnya. Bangunan klasik ini menjadi saksi tragedi konflik agama yang berkonspirasi dengan politik negara.

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Dari tonggak Friedenssaal inilah sejak 2015  Münster mendapat pengakuan dari Komisi Eropa sebagai “Sites of the Peace of Westphalia”. Friedenssaal adalah saksi sejarah, bahwa segala bentuk penjajahan, perang, konflik, dan kekerasan atasnama apapun merupakan tragedi terburuk dalam peradaban umat manusia yang tak boleh berulang!

Konflik Agama

Perang dan segala konflik kekeraan selalu mengerikan dan meninggalkan jejak hitam dalam sejarah kemanusiaan. Perang di era klasik hingga modern sama hasil akhirnya, tragedi kemamusiaan yang nista. Perang bukankah jalan menuju damai sebagaimana teori dan jalan politik pragmatis yang menyesatkan. Manusia tidak boleh dibenarkan mempraktikkan mazhab Hobbesian, homo homini lupus. Satu sama lain menjadi srigala buas.

Perang Dunia I dan II menjadi penanda kelam dan kejam yang menodai proyek modernitas. Jutaan manusia mati sia-sia. Setiap negara hancur. Hirosima-Nagasaki saksi bisu bom atom yang menghancurkan Jepang. Di Eropa tragedi Holocoust dan Auschwitz adalah catatan getir dari genosida sekitar enam juta Yahudi oleh rezim Nazi, yang memilukan sejarah kemanusiaan di era modern.

Perang tiga puluh tahun (1618-1648) terjadi di Jerman. Perang tersebut bermula dari pemaksaan agama Katolik Roma yang didukung Kaisar Ferdinan II untuk menjadi agama monolitik dalam seluruh wilayah kekuasaan Jerman, yang ditentang golongan Protestan. Perang ini juga bertemali dengan kontestasi politik penguasa Habsburg di Kekaisaran Romawi Suci yang berusaha memperluas kendali mereka di kawasan Benua Biru. Golongan Kristen dan Katholik Perancis justru bersatu menentang perluasan hegemoni tersebut.

Sejarah Islam juga mencatat Perang Jamal, Shiffin, dan konflik mazhab yang berbuah kekerasan sebagai sisi kelam dari peradaban Islam. Karbala menjadi salah satu saksi sejarah dari konflik keras antar golongan muslim ini. Peristiwa mirip Perang Tigapuluh Tahun di Eropa juga terjadi ketika Dinasti Abassiah era Kekhalifahan Al-Makmun sampai Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq melakukan “Mihnah” terhadap Mazhab Hanbaliah. Negara menjadi alat kekuasan politik hegemoni keagamaan yang monilitik serta memaksakan mazhabnya untuk berkuasa dan menindas golongan lain yang berbeda mazhab.

Perang agama sama tragisnya dalam sejarah umat manusia. Perang atasnama agama, Karen Amstrong menyebutnya “Holy War”, terjadi bukan hanya antar pemeluk agama yang berbeda, tetapi juga sesama umat satu agama. Tuhan, Nabi, dan Kiitab Suci diatasnamakan untuk perebutan hegemoni duniawi. Agama tertentu dipaksakan untuk menjadi kekuatan tunggal dalam rezim kekuasaan. Dari konflik agama yang bersenyawa dengan politik atau sebaliknya, lahirlah tragedi perang dan kekerasan yang menghancurkan tatanan kehidupan bersama seluruh umat manusia.

Konflik atau perang agama belum tentu sepenuhnya murni agama, karena pada banyak bagian bercampuraduk dengan urusan keduniaan seperti perebutan kepentingan ekonomi dan politik. Boleh jadi hal yang sering disebut prinsip agama pun, yang menjadi menjadi pemicu suatu konflik, belum tentu sepenuhnya sebagai sesuatu yang fundamental. Prinsip agama yang dikonstruksikan oleh sang aktor, sering bermuatan politik atau urusan duniawi, sejatinya bukanlah prinsip.

Pemberontakan dan perlawanan kaum beragama terhadap rezim penguasa yang seagama sering terjadi, tidak sepenuhnya semua bermotif utama keagamaan. Sejumlah perlawanan keagamaan itu bersifat dan atau bercampuraduk dengan kepentingan politik, bahkan karena kekecewaan personal para aktornya. Dalam sosiologi Weberian dikenal tesis “Religion is really economic, politics is really religion, economics is really politics” (Collins, 1986). Agama menjadi alat kepentingan ekonomi-politik yang disakralkan!

Agama Damai

Agama secara khusus berfungsi sebagai  “the sacred canopy” (teras pelindung suci) atau “nomos” (menciptakan keteraturan hidup) yang membuat manusia terbebas dari “chaos” dan “anomie” yakni segala sesuatu yang kacau dan ketidakteraturan hidup (Berger, 1967). Agama menurut perspektif Islam berfungsi “lishalah al-‘ibad”, sebagai pembawa kebahagiaan sejati hidup umat manusia, yang menebar rahmat bagi semesta alam (QS Al-Anbiya: 107). Islam dalam arti dasar bahkan bermakna “salam”, yakni keselamatan dan perdamaian.

Persoalannya, dalam praktik hidup apakah agama benar-benar difungsikan untuk menciptakan kanopi suci yang menebar keselamatan dan perdamaian, serta membebaskan manusia dari anarki? Jawaban noramtifnya tentu seratus prosen positif. Tetapi kenyataan juga tak terbantah, sesama umat seagama dan antaragama terjadi perang dan konflik. Sejarah Islam, selain tragedi Katholik dan Kristen dalam Perang 30 Tahun di Eropa, mencatat sejumlah tragedi perang dan konflik keras sesama kaum Muslim yang menggoreskan catatan kelam dalam lintasan peradaban Islam.

Karenanya semua umat beragama baik internal maupun antar golongan agama saat ini di manapun berada semakin dituntut komitmen luhurnya untuk memgedepankan nilai keselematan, kebahagiaan, dan perdamaian yang melintas-batas dari kehadiran agama. Sebaliknya semua umat beragama berkomitmen mencegah pertikaian, kebencian, permusuhan, perpecahan, kekerasan, dan teror atasnama agama maupun politik dan apapun yang bermuara pada tragedi yang menghancurkan kehidupan bersama. Siapa dan apa yang diuntungkan dari konflik agama?

Di Bologna Itali tahun 2018 para tokoh agama sedunia bertemu mendialogkan agama sebagai jembatan perdamaian, “Bridges of Peaces, Religions and Cultures in Dialogue”. Di Madrid setahun kemudian (2019), pesan yang sama digelorakan kembali, “Peace With No Borders: Religions and Cultures in Dialogue”. Pada upacara pembukaan Forum Dialog di Madrid, pendiri dan tokoh Community of San’t Egidio Andrea Riccardi  selaku penyelenggara menyampaikan pesan menarik. Bahwa setiap manusia beragama mesti mengangkat pandangannya ke langit, yang tak bisa dibatasi oleh apapun. Setiap orang diajak untuk memahami perdamaian sebagai “global significance”, yaitu sesuatu penting dan terkait satu sama lain secara membuana,  meskipun makna dan arti dari ide luhur seperti ini mulai hilang. Saat ini hanya ada sedikit kesadaran terkait situasi konflik yang berlangsung, ancaman perang,  dan ketegangan di berbagai batas wilayah.

Para ulama dan tokoh Islam sedunia tahun 2018 menyuarakan “Pesan Bogor”  tentang Islam Wasathiyah. Para tokoh Islam bersepakat, “Mengakui realitas peradaban modern yang menunjukkan kekacauan global, ketidakpastian dan akumulasi kerusakan global, diperparah oleh kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, dan berbagai bentuk kekerasan, baik di tingkat nasional maupun global;”. Sekaligus “Percaya pada Islam sebagai agama damai dan rahmat (din aI-salam wa al-rahmah), agama keadilan (din aI-adalah), dan agama peradaban (din aI-hadarah) yang prinsip dan ajaran dasarnya mengajarkan cinta, rahmat, harmoni, persatuan, kesetaraan, perdamaian, dan kesopanan”.

Kini bagaimana semua umat beragama membumikan nilai-nilai agama yang luhur dan mulia itu dalam praktik kehidupan nyata di lingkungan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Sisihkan kepentingan-kepentingan sempit yang mempertajam perbedaan dan memicu konflik internal dan antar uma beragama, yang muaranya merusak hubungan dan keutuhan hidup seluruh umat beragama. Menyuarakan pesan agama dan dakwah tidak bermuatan politik partisan, sehingga kehilangan ketulusan dan hikmah berdakwah. Terlalu mahal harganya manakala agama dijadikan sarana perebutan hegemoni kepentingan yang berlawanan dengan nilai-nilai dasar dan luhur setiap agama. Kedepankan dialog yang tulus dan autentik.

Ketika terjadi konflik dan intoleransi atasnama agama tidak perlu digeneralisasi dan dipolitisasi. Kedepankan solusi. Pihak manapun penting percaya pada nilai luhur agama dan kesalehan orang beragama dalam menyuarakan serta menghadirkan agama damai yang menebar rahmat bagi semesta. Jauhkan sikap apriori dan phobia terhadap agama serta umat beragama dengan memandang negatif agama sebagai sumber kekerasan, teror, intoleran, radikal, dan perilaku ekstrem. Padahal pada saat yang sama ikut memproduksi ektremisme, terorisme, intoleransi, dan radikalisme dalam paham dan wujud lain!

Kaum beragama niscaya hadir dengan mutiara uswah hasanah. Buktikan agama sebagai ajaran damai antipermusuhan. Di ruang publik hentikan  ujaran menebar benih benci, intoleransi, dan perselisihan atasnama agama. Ketika menyuarakan keadilan lakukanlah dengan cara ihsan hatta terhadap pihak yang tidak disukai (QS Al-Maidah: 2). Menggelorakan nahyu munkar tidak harus garang tetapi perankanlah dengan cara makruf berjiwa hikmah, mauidhah hasnah, dan mujadalah terbaik yang diajarkan Tuhan (QS An-Nahl: 125). Agama tidak disuarakan dengan semuci, apriori, arogansi, dan politisasi. Para tokoh dan umat beragama sangatlah elok hadir menjadi figur-figur teladan yang “mengajarkan cinta, rahmat, harmoni, persatuan, kesetaraan, perdamaian, dan kesopanan”!

*** Refleksi Dimuat Republika, Sabtu 27 Maret 2021.

Tags: agamaheadlinekonflik
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Edaran PP Muhammadiyah Tentang Tuntunan Ibadah Ramadan 1442 H dalam Kondisi Darurat Covid-19

Next Post

Mahasiswa Muhammadiyah Raih Predikat Best Project di Istanbul Youth Summit 2021

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post
Mahasiswa Muhammadiyah Bergerilya Membangun Desa

Mahasiswa Muhammadiyah Raih Predikat Best Project di Istanbul Youth Summit 2021

Buka Rakerwil PWPM NTB, Cak Nanto dan Gubernur NTB Tekankan Kebersamaan

Buka Rakerwil PWPM NTB, Cak Nanto dan Gubernur NTB Tekankan Kebersamaan

Sebab, peringatan Muhammadiyah secara resmi dan besar hanya dilakukan setahun sekali berdasarkan perhitungan kalender Masehi.

Dinamika Fikih Perempuan untuk Mengangkat Derajat Perempuan

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memuliakan Bulan Muharram dengan Menjauhi dari Mitos-mitos yang Tidak Berdasar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.