MUHAMMADIYAH.ID, GARUT – Iman pada hal gaib merupakan salah satu hikmah yang diberikan Allah melalui peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 3 menguatkan masalah iman pada hal gaib.
Dalam kehidupan yang lebih luas, iman terhadap hal gaib juga diuji kepada umat muslim melalui musibah pandemi Covid-19. Sikap terhadap pandemi, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menunjukkan kualitas iman seseorang terhadap hal gaib.
“Contoh pada pandemi sekarang, ada yang bilang musibah ini buatan, konspirasi, bahkan ilusi. Sampai ada yang bilang orang yang takut (Covid) tidak kuat tauhidnya, tidak kuat akidahnya. Takut itu hanya kepada Allah, kata mereka. Kelihatannya argumen ini benar dan kelihatan diniyah, tapi harus dikoreksi,” kritik Haedar Nashir dalam Peringatan Isra’ Miraj Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Rabu (10/3).
Selain salah perbandingan dengan menyandingkan antara ketakutan kepada Allah dengan ketakutan natural yang bersifat alamiah, pernyataan seperti itu menurut Haedar justru bermasalah secara akidah.
“(misalkan) Bapak ibu bawa anak kecil ke kebun binatang, ya kita harus waspada dengan harimau, macan, kalau kita lepas itu kan termasuk pertaruhan. jangan berpikir lepas sajalah, ajal kan di tangan Allah. Tidak juga kan?,” tanyanya retoris.
“Jadi dimensi yang seperti itu harus kita luruskan juga, pemahaman Tauhid itu tidak sesederhana itu,” imbuhnya.
Haedar juga menerangkan bahwa Al-Qur’an memperjelas sikap seorang muslim untuk tidak melemparkan diri kepada kebinasaan (Al-Baqarah ayat 195) dan Nabi berulangkali mengajarkan umatnya untuk berikhtiar.
“Ini sama susahnya pada mereka yang tidak percaya pada Allah dan Nabi, karena iman itu mudah dikatakan tapi tidak selalu mudah ketika diimplementasikan,” tutur Haedar.
Terakhir, Haedar berpesan agar warga Persyarikatan memiliki keteladanan dengan kesesuaian antara iman dan perbuatan yang berdasarkan ilmu dan landasan yang kokoh.
“Wilayah iman itu harus menjadi kekuatan ruhani kita yang hidup. Maka iman itu tidak sekedar terhunjam dalam hati maupun juga terucap melalui lisan tapi juga harus dibuktikan dalam perbuatan,” pungkasnya.