MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta memastikan bahwa para perajin tahu-tempe se-Jabodetabek telah melakukan mogok produksi sejak malam tahun baru hingga tanggal 3 kemarin.
Akan tetapi kelangkaan tahu masih terjadi hingga hari ini. Aksi mogok itu terutama sebagai respon atas melonjaknya harga bahan baku kedelai dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram. Akibatnya, sejumlah usaha dengan pasokan tahu atau tempe pun ikut terdampak.
Menanggapi hal itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas meminta agar pemerintah bergerak cepat agar roda ekonomi masyarakat kecil tidak semakin terpuruk setelah dihantam pandemi.
“PP Muhammadiyah meminta pemerintah untuk secepatnya mengatasi masalah ini agar dunia usaha dan kehidupan ekonomi masyarakat kembali menggeliat serta tidak ada yang dirugikan,” ujar Anwar Abbas, Senin (4/1).
Anwar juga meminta agar pemerintah menindak tegas spekulan yang memainkan harga di tengah kelangkaan kedelai.
Kelangkaan terhadap kedelai kerap terjadi sebab selain angka produksi kedelai lokal yang tidak mencukupi kebutuhan banyaknya perajin tahu-tempe, Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan pasokan impor.
Sementara itu Program Swasembada kedelai yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak 2006 tidak kunjung selesai dan petani kedelai lokal belum mendapatkan subsidi yang layak. (afn)