MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sejak awal sudah memperediksi keterlibatan masyarakat dalam penanganan pandemi menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa dielakkan. Oleh karena itu menjadi menarik kalau keterlibatan masyarakat terus digaungkan untuk menangani pandemi covid-19.
Menurut Budi Setiawan, peran masyarakat itu bisa diwujudkan lewat pembuatan shelter isolasi mandiri covid-19. Karena, menurutnya saat ini banyak kasus orang tanpa gejala (otg) yang membutuhkan tempat isolasi mandiri.
Sedangkan, apabila shelter itu disediakan dirumah saja belum bisa terlalu efektif. Karena kegiatan menjadi monoton dan tidak terkelola sehingga mempengaruhi kondisi psikologis pasien covid-19.
Hal tersebut disampaikan Budi Setiawan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah kepada redaksi Muhammadiyah.or.id, Sabtu (23/12).
“Kita bisa melihat, pentignya shelter, dalam kasus pandemi covid-19 ini lebih dari separuh orang yang terpapar itu orang tanpa gejala. Orang tanpa gejala itu relative tanpa bahaya tapi menjadi bahaya bagi orang lain karena dia punya potensi menularkan pada orang lain,” jelas Budi.
Adanya shelter-shelter untuk orang yang isolasi itu dirasa Budi menjadi sangat penting. Pasien akan merasa tetap berkomunikasi dengan dunia luar. “Maka shelter yang dikelola swasta seperti yang ada di PPA dan Unisa menjadi menarik karena membuat orang tidak jenuh dan yang sangat penting ada pemantauan secara Kesehatan,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya perlu kelompok masyarakat, pemerintah, atau lingkungan mengadakan shelter apakah itu rumah yang digunakan bersama-sama atau kemudian lembaga swadaya masyarakat yang menggunakan fasilitas yang dimilikinya.
“Saya sudah mengajak aum-aum Muhammadiyah seperti UAD yang mempunyai fasilitas untuk membuka shelter. Sehingga bila dikelola dengan baik akan bagus. Kalau ini disosialisasikan masyarakat bisa saja menjadi terkelola semuanya dengan baik,” pungkasnya.