MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA– Peringati Hari Disabilitas Internasional (HDI), Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas ‘Asiyiyah (Unisa) Yogyakarta selengarakan Seminar Nasional “Layanan Kesehatan Ramah Penyandang Disabilitas” pada Kamis (3/12).
Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang diselengarakan ini. Pasalnya, ditengah pandemi covid-19 layanan kesehatan mengalami banyak masalah, terlebih layanan kesehatan kepada kelompok difabel.
“Para peyandang disabilitas ini menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan, karena terkadang kita itu terlupa entah itu pada saat pandemi atau kebencanan lainnya,” tuturnya.
Akomodasi Layanan Publik Ramah Difabel
Secara khusus, bukan hanya dalam layanan kesehatan akan tetapi juga terkait dengan layanan di bidang pendidikan juga diminta sadar akan keberadaan kelompok disabilitas. Seluruh layanan publik harus mengakomodasi hak-hak difabel.
“Bukan hanya pada penyediaan fasilitas fisik saya kira, namun yang penting juga bagaimana layanan informasi dan komunikasi yang mudah diakses oleh disabilitas ini,” imbuhnya.
Menurut Warsiti perhatian Unisa Yogyakarta tentang layanan kesehatan adalah suatu kewajiban. Karena sejak 2016 Unisa Yogyakarta telah mendeklarasikan diri sebagai kampus berwawasan kesehatan, maka perhatian terkait dengan layanan kesehatan sudah menjadi bagian bidang bahasan kampus.
Unisa dan Organisasi Lain Diharapkan Melakukan Gerakan Nyata
Sementara itu Tubagus A. Choesani, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK mewakili Keynote Speak Mentri PMK menyebut, peringatan HDI sebagai kesempatan masyarakat luas untuk ikut andil menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh kelompok disabilitas.
“HDI ini dimaknai sebagai bentuk pengakuan terhadap disabilitas, peneguhan komitmen seluruh bangsa, dan membangun kemandirian dan mewujudkan kemandirian disabilitas,” urainya.
Pemerintah, organisasi masyarkat sipil, berserta masyarakat akademik didorong bermitra dengan organisasi disabiltas dalam merencanakan gerakan aksi nyata yang bermanfaat bagi kelompok disabilitas.
Terkait dengan tema HDI tahun 2020, Building Back Better: toward a disability inclusive, accessible and sustainable post Covid-19 world. Menurutnya, tema ini adalah komitmen yang harus diwujudkan oleh setiap elemen masyarakat.
“Menurut data BPS tahun 2018, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 30 juta orang atau sekitar 11,5 persen dari masyarakat Indonesia. Dengan melihat ini kita sadar dan yakini penyandang disabilitas merupakan bagian dari ragam masyarakat Indonesia yang tidak bisa dilupakan,” jelas Tb Choesani.