MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Chusnul Maríyah Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) menilai parpol harus mampu mandiri, tidak lagi melayani para bandar politik yang selama ini mendanai parpol. Menurutnya, hal itu dapat membuat demokrasi yang seharusnya berada di tangan rakyat menjadi tergadaikan.
“Parpol tempat menghasilkan pemimpin tapi kalau tergadaikan bagaimana mau menghasilkan pemimpin yang baik, tidak bisa membangun narasi, akan merusak bangsa hanya baca Doraemon,” kata Chusnul dalam acara peluncuran secara daring program Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (16/12).
Sementara Rahmawati Husein Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengatakan, kontribusi politik juga sangat besar dalam penanganan masalah kebencanaan.
“Selama ini bencana alam atau non alam yang terjadi tidak terlepas dari pengaruh kebijakan politik yang dikeluarkan penguasa. Minimnya pemahaman tentang kebencanaan, alih fungsi lahan sebagai konsesi yang diberikan pemda ke pihak sponsor parpol telah memperburuk kondisi penanganan kebencanaan di Indonesia,” jelasnya.
Gagapnya Negara Mengambil Keputusan Politik di Tengah Pandemi
Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ini menilai, negara gagap merespons bencana non alam seperti pandemi.
“Indonesia belajarnya lama, untuk mengambil keputusan politik dampaknya luar biasa. Penggunaan istilah yang berbeda, kebijakan politik jadi bencana, membuat Covid-19 jadi naik,” tegasnya.
Bahkan menurut Rahmawati, kebencanaan juga bisa terjadi dalam politik. Tidak sedikit para elit politik yang harus lengser dari jabatannya akibat kegagalannya menangani masalah bencana. Seperti kasus korupsi anggaran bencana yang banyak menimpa elit pemerintahan.
Rektor UMJ, Syaiful Bakhri menyebutkan ilmu politik menjadi isu sentral dalam pembangunan demokrasi yang mengutamakan HAM. Untuk itu FISIP UMJ membuka jurusan magister politik dengan tiga konsentrasi. Yakni, konsentrasi demokrasi dan HAM dunia Islam, politik kebencanaan, manajemen parpol dan kepemiluan.