MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Mengherankan, niat baik muslimah bercadar di Bogor Hesti Sutrisno merawat anjing terlantar sebagai pengejawantahan ajaran kasih sayang Islam justru dicela oleh kelompok konservatif.
Padahal, Hesti memelihara 70 anjing liar di lahan khusus seluas 1 hektar miliknya yang jauh dari pemukiman warga. Selain memperhatikan kesehatan anjing yang dipungutnya, kotoran anjing pun ditempatkan pada septitank khusus yang telah diuji kelayakan.
Menanggapi persekusi Hesti, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengaku tak setuju karena yang dilakukan Hesti merupakan perbuatan mulia.
“Dari segi etika bagus seseorang menyayangi binatang termasuk anjing karena makhluk Tuhan, dan itu termasuk akhlak yang baik,” kata Dadang, Senin (15/3).
Dadang lalu menyitir hadis tentang seorang pelaku prostitusi yang mendapatkan surga karena ketulusannya menolong seekor anjing yang kehausan. Membandingkan dengan kasus Hesti, Dadang menilai seharusnya perbuatan Hesti menolong makhluk Allah tidak mendapatkan persekusi.
“Apalagi ini dipelihara baik-baik. Tetapi harus dijaga jangan sampai mengganggu tetangga. Ya saya kira kalau tidak mengganggu kepada mereka jangan mempersekusi. Biarkan saja itu juga salah satu kesenangan orang yang harus dihormati,” jelas Dadang.
Kasus persekusi Hesti ini sejatinya bukan kali yang pertama. Saat Hesti masih di Pamulang dahulu, aktivitasnya merawat puluhan ekor anjing terlantar juga ditentang oleh kelompok konservatif.
Menariknya, kelompok konservatif yang mengaku warga setempat bukanlah warga sekitar tempat Hesti tinggal.
“Mereka yang meminta mengosongkan itu bukan warga setempat. Malah warga setempat marah melihat saya diintimidasi,” kata Hesti yang mengungkapkan bahwa pembiayaan perawatan anjing berasal dari kantongnya sendiri.
Hits: 13