MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq Mughni menganggap tren pemahaman agama yang cenderung keras naik seiring dengan perkembangan teknologi. Atas masalah ini, dirinya mendorong lembaga pendidikan Muhammadiyah menguatkan pemahaman tengahan atau moderat.
“Ada tantangan pemahaman agama, ada ekstrimisme atau dalam bahasa Arab dikenal dengan al ghuluw atau at tatharuf, pemahaman yang sangat ekstrim melihat bahwa orang selain kelompoknya sesat dan salah semua dan akan masuk neraka. Ini merupakan tantangan bagi harmoni seluruh umat beragama. Padahal Islam menghendaki kita berada di posisi wasathiyah. Islam mengajarkan la taghlu fi dinikum (An-Nisa 171),” pesan Syafiq.
Menyampaikan pidato kunci dalam forum forum webinar Internasional Leimena Institute, Sabtu (28/8) Syafiq mengungkapkan bahwa sebenarnya pemahaman ekstrim beragama itu dilakukan oleh kelompok yang kecil namun aktif menyebarkan narasi permusuhan di media sosial.
Selain karena perkembangan teknologi, Syafiq mencatat bahwa naiknya tren radikalisme beragama itu juga dipicu oleh masalah sosial dan ekonomi.
“Kedua, kita mellihat gangguan itu dilakukan oleh sekelompok kecil yang punya asosiasi dengan pikiran-pikiran ingin melakukan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Kita juga melihat suasana media sosial digital pada umumnya yang memuat narasi-narasi negatif yang mengganggu kerukunan di antara kita,” tuturnya.
“Perkembangan dunia global juga seringkali mendorong atau menginspirasi bagi tindak kekerasan atau disharmoni pada kita semua. Melihat situasi semacam ini maka Muhammadiyah perlu melakukan beberapa langkah yang sangat penting dalam menghadapi tangantan-tantangan itu dan kemudian melahirkan situasi yang harmonis dan damai antar seluruh anak bangsa ini,” imbuhnya.
Muhammadiyah sendiri menurut Syafiq perlu lebih menguatkan promosi pemahaman Islam wasathiyah sebab apresiasi terhadap paham keberagamaan Muhammadiyah telah dikenal oleh berbagai masyarakat dunia.
Syafiq lalu mengisahkan pengakuan seorang tokoh Evangelis Amerika ketika bertemu dengan dirinya dalam sebuah forum internasional sepuluh tahun lalu.
“Katanya Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat aktif menyelenggarakan pendidikan Islam tapi pada saat yang sama mendorong kehidupan yang harmonis, damai di atas perbedaan. Ini saya pandang sebagai apresiasi bahwa dunia melihat Muhammadiyah sebagai organisasi yang sangat penting, on the right track dalam perjuangannya,” kata Syafiq.