MUHAMMADIYAH.ID, KUALA LUMPUR – Merespon lonjakan kasus Covid gelombang kedua, pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan ‘total lockdown’ atau pembatasan pergerakan penuh.
Akibatnya, masyarakat dengan ekonomi lemah ikut terdampak. Salah satunya adalah para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.
“Ada telepon darurat ke PCIM Malaysia. Ada PMI yang tidak mampu membeli makanan katanya. Sudah kami antar bantuan sembako ke kawasan Cheras,” ungkap Ketua Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat (MPSKU) Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, Khoirudin, Rabu (2/6).
“Ternyata ada suami istri dengan anak satu yang sudah tidak bekerja. Budget uang mau dia gunakan untuk pulang (ke Indonesia) sedangkan pendaftaran rekalibrasi pulang sudah ditutup karena ‘lockdown’. Sambil nunggu dia kehabisan bekal karena uangnya terbatas,” tutur Khoirudin.
Tim MPSKU PCIM Malaysia pun bergegas memberikan bantuan berupa beras, telur dan pampers untuk bayi.
“Inisiasi PCIM untuk membantu PMI sudah menjadi naluri Muhammadiyah sebagai organisasi pergerakan. Jadi tidak menunggu komando organisasi lain,” kata Khoiruddin.
Perhatikan Para Pekerja Migran.
Khoirudin menuturkan bahwa nasib pekerja migran Indonesia turut dipikirkan oleh PCIM Malaysia seiring dengan adanya kebijakan Lockdown.
Sama seperti kali ini, Tahun lalu PCIM Malaysia juga melakukan bakti sosial membantu WNI terdampak kebijakan Lockdown pemerintah Malaysia.
Wakil Ketua PCIM Malaysia Ali Imron mengusulkan agar MPSKU dan Lazismu melakukan penggalangan dana dengan memastikan penyaluran ke target yang tepat.
Sementara itu Presidium Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) Malaysia, Hardjito Warno mengusulkan agar PCIM Malaysia menjadi koordinator daerah Chow kit dan sekitarnya untuk memudahkan distrusi bantuan.