MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Meskipun fokus utama kehadiran dai Muhammadiyah di wilayah 3 T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) adalah memenuhi kebutuhan spiritual komunitas muslim, nyatanya kehadiran mereka tidak terfokus pada umat muslim dan kegiatan keagamaan saja.
Dalam Diskusi Reflektif Bulan Ber-Muhammadiyah Tvmu, Sabtu (11/12) Ketua LDK PP Muhammadiyah M. Ziyad mengungkapkan bahwa para dai 3 T juga mengemban misi pencerahan yang inklusif.
Di daerah 3 T, para dai tidak hanya memenuhi kebutuhan pengajaran agama bagi komunitas muslim, tapi juga mengajar baca-tulis, ilmu pertanian, hingga pemberdayaan masyarakat yang berlaku untuk semua orang, termasuk penduduk lokal yang beragama non muslim.
Di desa Bayan, Lombok Utara hingga Kokoda, Papua misalnya, dai-dai Muhammadiyah mengajarkan irigasi, membangun sumur, sistem pertanian, perkebunan hingga peternakan. Di berbagai tempat 3 T, tak jarang kehadiran para dai diikuti oleh hadirnya Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM).
“Kerjasama dengan MPM itu dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Jadi ketika daerah itu minus tapi ada potensi alam, karena mereka belum punya pengetahuan, maka inilah tugas MPM dengan pakar pertaniannya bisa menyulap itu tadi dan budidaya tanaman yang bisa meningkatkan taraf hidup mereka sehingga ketika hidupnya meningkat maka anaknya bisa sekolah di sini (Pulau Jawa),” ungkap Ziyad.
Dai-dai Muhammadiyah seringkali juga merintis berdirinya lembaga pendidikan untuk masyarakat di daerah setempat. Hal ini menurutnya membuat membuat mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2015-2019 Malik Fadjar (almarhum) salut kepada visi inklusif dai-dai Muhammadiyah.
“Kata beliau inilah yang membantu bangsa dalam rangka pencerdasan bangsa karena berasal dari kumpulan dai-dai yang karena tidak ada sekolah di wilayah itu, lalu didirikanlah sekolah itu,” kata Ziyad.
Para dai menurutnya juga menjadi penyambung lidah para orangtua setempat yang tidak mampu dan ingin anak-anaknya mendapatkan akses pendidikan yang layak dari Muhammadiyah.
“Inilah bagian-bagian dari kerja-kerja kemanusiaan kita untuk membantu saudara-saudara kita,” tutur Ziyad.
“Dan satu hal ini adalah panggilan nasionalisme kita untuk membantu saudara-saudara kita di kawasan daerah tadi agar mereka juga merasakan informasi dan ilmu pengetahuan di sana,” pungkasnya.
Hits: 3